Dirut BEI Buka Suara Terkait Teror Bom di Surabaya

Senin, 14 Mei 2018 | 07:48 WIB
Dirut BEI Buka Suara Terkait Teror Bom di Surabaya
Petugas memadamkan api yang membakar sejumlah sepeda sesaat setelah terjadi ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5). Ledakan terjadi di tiga lokasi di Surabaya, yakni di Gereja Kristen Indonesia (GKI), Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), dan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, pada waktu yang hampir bersamaan. ANTARA
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengimbau, kepada seluruh investor di pasar modal untuk tidak terpengaruh serangan teror bom yang terjadi di tiga lokasi di Surabaya pada Minggu (13/5/2018).

“Kepada seluruh pelaku pasar untuk tetap tenang dan beraktivitas secara normal,” kata Tito di Jakarta, Senin (14/5/2018).

Dirinya juga mengimbau, agar investor dan seluruh pelaku pasar modal tidak bereaksi berlebihan dan tetap optimistis terhadap stabilitas keamanan nasional.

Secara fundamental, ia menyampaikan, perusahaan tercatat yang tergabung dalam indeks LQ45 menunjukkan kinerja yang solid dengan rata-rata pendapatan meningkat sebesar 15,96 persen dan laba bersih meningkat 11,68 persen pada kuartal pertama 2018 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: Cegah Ledakan Bom, KAI Amankan Stasiun Gambir dan Pasar Senen

Tito menambahkan, kondisi pasar juga cukup stabil yang ditunjukkan dengan likuiditas transaksi yang tinggi dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp 8,87 triliun atau meningkat sebesar 16,7 persen dibandingkan 2017 dan frekuensi harian sebesar 387.000 atau meningkat sebesar 23,7 persen dibandingkan 2017.

Ia mengemukakan, pada teror bom Thamrin 14 Januari 2016 lalu tidak berpengaruh besar terhadap kegiatan di pasar modal.

Pada saat terjadinya teror itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi sebanyak 77,86 poin atau sebanyak 1,72 persen di level 4.459,32 poin.

Namun, lanjut dia, koreksi IHSG tersebut hanya reaksi sesaat atau bersifat sementara karena pada penutupan perdagangan sesi II di hari yang sama, IHSG hanya ditutup melemah tipis 0,53 persen dan keesokan harinya justru menguat 0,24 persen.

“Itu menunjukan investor di pasar modal tidak terpengaruh oleh gerakan teror yang terjadi,” paparnya.

Baca Juga: Ketua Apindo Klaim, Bom Surabaya Tak Ganggu Iklim Investasi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI