"Saya belum pernah ke Indonesia, tapi saya suka masakannya," ujar Leisan, mahasiswi di Kazan bersama rekannya yang menikmati mie goreng.
"Harga satu porsi mie goreng cukup murah, 120 rubel (senilai Rp 27 ribu)," ujar Miratullo.
Beberapa menu masakan telah diuji coba dan akan segera menjadi menu utama, antara lain yakni nasi goreng, mie goreng, pisang goreng, jamur goreng, ayam goreng dan lainnya. "Menu bakso dan soto menyusul," kata Muratullo yang juga penggemar bakso.
"Mie goreng dan nasi gorengnya juga cocok untuk lidah Indonesia," ujar Reza, mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Kazan Federal University, memberi komentar.
Menurut rencana, restoran ini akan melakukan peresmian awal atau soft launching pada 15 Mei mendatang, dan Dubes RI diminta membuka secara resmi setelah Idul Fitri. Dubes Wahid berjanji membawa tim kesenian sekaligus sebagai diplomasi seni budaya, di samping kuliner.
Dalam kunjungannya ke Kazan, Dubes Wahid sendiri juga bertemu dengan Presiden (sebutan untuk Kepala Daerah di Republik Tatarstan) Rustam Minnikhanov. Keduanya sepakat mengadakan forum bisnis dan "Indonesian Day" di Kazan tahun depan. (Antara)