PSI Anggap Sri Mulyani Sah Saja Cuekin Tantangan Rizal Ramli

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 08 Mei 2018 | 16:06 WIB
PSI Anggap Sri Mulyani Sah Saja Cuekin Tantangan Rizal Ramli
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Rabu (12/7/2017). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menilai Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tak wajib melayani tantangan debat Rizal Ramli. Juru Bicara PSI Bidang Ekonomi, Industri, dan Bisnis Rizal Calvary Marimbo mengatakan, domain Sri Mulyani sebagai eksekutif dan pembantu pelaksana pemerintahan nasional tidak sembarangan ikut berdebat di wilayah terbuka atau publik.

“Menkeu tidak wajib melayani debat. Apalagi kalau dia menilai tidak proporsional dan menyangkut rahasia negara sebagai bagian dari eksekutif. Tentu ada tafsiran subyektif beliau,” kata Rizal di Jakarta, Selasa (8/5/2018).

Menurutnya, adu debat membutuhkan lebih banyak data dan transparansi secara paripurna, selain kemampuan analitis. Rizal mengatakan, siapa-saja dapat memiliki kebebasan memberikan informasi dan diatur dalam perundang-undangan serta dijamin dalam pasal 28F Amandemen kedua UUD 1945. Namun, tidak ada kebebasan yang mutlak.

“There is no absolute freedom. Termasuk dalam menyalurkan informasi. Apalagi Menkeu sebagai pejabat negara yang sudah disumpah. Disini Menkeu punya pertimbangan subyektif, yang mesti dipahami secara obyektif, untuk menolak suatu debat yang dianggapnya tidak produktif bagi negara. Sebab itu, kita pahami bila Menkeu sangat berhati-hati melayani debat,” ujar Rizal.

Rizal mengatakan dalam debat terbuka acapkali proses adu argumentasi sulit terkontrol. Apalagi bila sudah dibumbuhi tekanan emosi yang tinggi, untuk memenuhi hasrat ingin menang. Dalam kondisi semacam ini, informasi apa saja bisa terlepas begitu saja, tanpa saringan.

“Ini sangat berbahaya bagi seorang pejabat negara dalam melayani debat pihak-pihak yang independen, apalagi pihak yang kadar political investigation-nya tinggi,” tegas dia.

Sebab itu, keengganan Menkeu melayani tantangan Rizal Ramli bukan soal siapa berani atau lebih pintar. “Kalau cuma mencari siapa lebih atau siapa paling dan superlative lainnya, itu bukan tujuan debat. Sama-sama pintar. Sama-sama ekonom. Sama-sama pernah jadi dosen. Sama-sama pernah jadi Menkeu. Sama-sama doktor. Kurang apa keduanya. Yang kurang adalah sama-sama mesti saling paham posisi masing-masing. Sisi subyektifitas masing-masing membuat tidak semua hal mesti diperdebatkan atau dimasukan ke wilayah diskursus intelektual. Menkeu punya rasionalitas sendiri yang sangat kondisional. Begitu juga dengan Rizal Ramli,” ungkap dia.

Menurut Rizal, eks Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman merupakan sosok yang cerdas dan memiliki banyak inovasi dalam berbagai kebijakan ekonomi serta industri. “Pemikiran beliau ini sangat banyak yang super. Yang kurang dari beliau hanya soal wisdom. Saya termasuk pengagum pemikiran-pemikiran kebijakan beliau. Cuma kesabaran dan wisdom beliau saja yang agak lemah. Kalau beliau sabar dan lebih wise lagi, mantap ini barang,” ujar Rizal.

Sebagaimana diketahui, Rizal Ramli hingga saat ini menanti debat dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati soal utang pemerintah. Namun ajakan itu hingga kini belum mendapatkan respon.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI