Gencar Bangun Infrastruktur, Jokowi Ingin Biaya Logistik Turun

Selasa, 08 Mei 2018 | 15:38 WIB
Gencar Bangun Infrastruktur, Jokowi Ingin Biaya Logistik Turun
Presiden Jokowi hadir di pernikahan Raditya Dika dan Anissa Aziza, Sabtu (5/5/2018) [Suara.com/Sumarni]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo mengaku senang bisa bertemu dengan perwakilan sopir truk di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (8/5/2018).

Menurut Presiden Jokowi, sopir truk yang bekerja dari pagi hingga malam hari memiliki peran penting dalam mendistribusikan barang-barang hingga bahan pokok.

"Pada kesempatan yang baik ini tidak ada salahnya saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, dedikasi saudara-saudara mendistribusikan barang bahan pokok, barang ke seluruh Tanah Air," ujar Jokowi saat memberikan pengantar di Istana Negara, Jakarta Pusat.

Perwakilan sopir truk yang hadir tidak hanya dari Pulau Jawa, sopir dari perwakilan Sumatera dan Kalimantan juga hadir dalam pertemuan ini.

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menerangkan, pemerintah Indonesia di selama tiga setengah tahun terkahir fokus membangun infrastruktur. Baik itu jalan, pelabuhan, dan bandara.

"Karena memang dibanding negara-negara lain (infrastruktur) kita tertinggal terutama jalan. Sehingga biaya transprotasi lebih mahal jika di bandingkan dengan Singapura, Malaysia," kata Jokowi.

Jokowi menerangkan, biaya transportasi di Indonesia saat ini sangat mahal. Untuk itu pemerintah fokus memperbaiki infrastruktur, khususnya jalan.

"Agar jalan jadi baik, sehingga kalau misalnya harus ditempuh 2 jam ya 2 jam (sampai), syukur dengan tol bisa 1 jam sehingga bisa lebih cepat," kata Jokowi.

Ia memastikan perjalanan yang singkat akan memotong biaya pengeluaran, khususnya untuk bahan bakar. Dengan infrastruktur yang baik, Presiden Jokowi berharap biaya logistik bisa turun.

"Kita harap kalau biaya transpotasi turun, logistik turun, harga barang turun. Sekarang ini kita bersaing dengan negara-negara lain. Kalau tidak lebih cepat, murah, efisien, barang kita akan kalah ditinggal negara-negara lain," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI