Cina Siap Impor 2 Juta Ton Minyak Sawit dari Indonesia

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 07 Mei 2018 | 22:39 WIB
Cina Siap Impor 2 Juta Ton Minyak Sawit dari Indonesia
Perdana Menteri Cina Li Keqiang (kiri) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla berbicara di arena Indonesia-China Business Summit di Jakarta, Senin (7/5). [Antara/Wahyu Putro]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Cina menyatakan siap mengimpor 2 juta ton minyak sawit dari Indonesia sebagai bentuk peningkatan kerja sama di bidang perdaganan antara kedua negara, demikian kata Perdana Menteri Li Keqiang di Jakarta, Senin malam (7/5/2018).

"Jika kita mengingat semakin meningkatkan permintaan pasar Cina untuk minyak dan juga untuk memberikan lebih banyak manfaat kepada 17 juta petani Indonesia dalam mengelola dan meningkatkan hasil sawit, maka Cina telah siap untuk menambah dua juta ton sawit dan juga minyak sawit dari Indonesia," kata PM Keqiang dalam sambutannya di acara Indonesia-China Business Summit 2018.

Keqiang mengatakan kelapa sawit dan minyak kelapa sawit memiliki pasar yang cukup besar di Cina, sehingga Pemerintah Cina akan meningkatkan impor mereka terhadap produk kelapa sawit dari Indonesia.

Selain itu, Keqiang juga mengatakan pihaknya akan membeli produk-produk pertanian Indonesia selain kelapa sawit, seperti buah-buahan tropis. Oleh karena itu, Keqiang berharap Pemerintah Indonesia dapat memberikan kenyamanan kepada pengusaha untuk peningkatan ekspor dan impor kedua negara.

"Kami berharap dalam kaitan ini, Indonesia juga akan memberikan kenyamanan kepada pengusaha dari Cina dan saya percaya bahwa hal ini akan menunjukkan bahwa kita akan bisa mendapatkan manfaat bersama dari perdagangan ekspor dan impor kita," kata Keqiang di hadapan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan para pemangku kepentingan Cina dan Indonesia.

Sementara itu, Wapres Jusuf Kalla mengatakan Pemerintah Indonesia terus melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dan menerapkan kebijakan yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui investasi asing, termasuk dari Cina.

"Pemerintah Indonesia terus melakukan reformasi ekonomi guna meningkatkan kinerja perekonomian dan menciptakan iklim usaha yang atraktif. Berdasarkan indeks Ease of Doing Business in Indonesia dari Bank Dunia, naik ke tingkat 72 dari sebelumnya 122," kata Jusuf Kalla. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI