Suara.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyambut baik data Badan Pusat Statistik (BPS) yang melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2018 sebesar 5,06 persen. Angka ini sedikit lebih tinggi jika dibandingkan laju ekonomi pada periode sama tahun lalu yang 5,01 persen, serta lebih tinggi dari kuartal I 2016 yang sebesar 4,84 persen.
Menanggapi laporan BPS tersebut, Menkeu Sri Mulyani mengaku senang. Pasalnya menurutnya, di tengah kondisi ekonomi saat ini, Indonesia ternyata masih bisa tumbuh positif.
"Untuk pertumbuhan ekonomi, dari sini hal positif. Pertama, bahwa investasi di atas 7,9 persen, ini sesuatu yang bagus. Artinya upaya pemerintah untuk meningkatkan investasi nampaknya sudah terjadi pick up. Kedua, ekspor di atas 6 persen, dan kita harap ekspor bisa lebih tinggi," kata Sri Mulyani di Kemenkeu, Jakarta, Senin (7/5/2018).
Meski angka pertumbuhan ekonomi ini masih tidak sesuai dengan ekspektasi, Ani menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh faktor impor yang mempengaruhi. Kendati demikian, impor yang dilakukan pemerintah menurutnya masih dalam tahap wajar.
Baca Juga: Jadi Duda yang Terpenjara, Ini Kondisi dan Guyonan Ahok
"Impor kita sampai 12 persen, tetapi ini masih wajar. Jadi kita akan mengimbangi dengan meningkatkan ekspor, agar pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua dan ketiga bisa sesuai dengan target," katanya.
Kendati demikian, Sri melanjutkan bahwa pertumbuhan konsumsi diprediksi akan kembali terkerek pada triwulan kedua 2018. Hal itu lantaran adanya Lebaran, juga dengan adanya pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR).