Suara.com - Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, yang diproyeksikan bisa melayani penerbangan calon jamaah haji dan umrah 2018 mulai disosialisasikan. Bandara yang akan dioperasikan pada 24 Mei ini, diperkenalkan langsung kepada sekitar 150 agen travel haji dan umrah, di Terminal Bandara Kertajati, Rabu (2/4/2018).
Sosialisasi bandara pemilik three letter code 'KJT' ini disampaikan langsung Direktur Utama PT BIJB, Virda Dimas Ekaputra.
"Ketika sudah beroperasi, tentu harapan kita bisa juga melayani kebutuhan masyarakat untuk haji dan umrah, karena pasar untuk umrah sangat besar di Jawa Barat," kata Virda.
Dalam pemaparannya, Indonesia merupakan negara kedua setelah Pakistan yang menerbangkan 875.958 jamaah umrah pada 2017. Setiap tahun, kenaikan rata-rata hampir 25 persen, dimana pada 2016, jamaah yang menunaikan ibadah ke Tanah Suci hanya sekitar 700.766 orang.
Masih kata Virda, Jabar merupakan provinsi yang berkontribusi besar, dengan persentase 18 persen untuk memberangkatkan jamaah umrah.
"Kehadiran Bandara Kertajati ini bisa menekan kepadatan di Bandara Soekarno-Hatta, sekaligus mendukung kemudahan transportasi masyarakat yang hendak umrah maupun haji ke Arab Saudi," ucapnya.
Menurutnya, dari segi fasilitas, Bandara Kertajati sudah cukup memadai. Fasilitas untuk kenyamanan calon jamaah juga disiapkan, yakni adanya lounge haji dan umrah seluas 1.300 m2 di lantai tiga.
Landasan pacu, yang saat ini masih 2.500 m, dinyatakan bisa dilewati Boeing 737 maskapai Garuda Indonesia. Untuk Boeing 777, yang bisa direct ke Jedah, runway-nya paling tidak harus mencapai 3.000 m.
Sisa perpanjangan runway, 500 m, saat ini akan dilaksanakan PT Angkasa Pura (AP) II selaku operator bandara dan rampung pada Oktober 2018.
"Kita sendiri (area terminal) sudah sangat siap. Kalau terbang menggunakan (Boeing) 777 atau airbus, ada yang namanya technical landing. Kalau 777 harus ke Soekarno-Hatta mengisi bahan bakar, kalau airbus bisa (transit) ke Padang atau Batam," terang Virda.
Namun dari seluruh kesiapan itu, BIJB masih menanti Kementerian Agama (Kemenag), selaku pemilik otoritas untuk pelayanan penerbangan haji 2018. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memberi sinyal bahwa Bandara Kertajati dinilai layak untuk memberangkatkan haji tahun ini.
"Yang pasti, kita siapkan semua, apapun nantinya keputusan pemerintah untuk melayani penerbangan haji 2018. Keputusannya ada di Kementerian Agama," imbuh Virda, seraya menyebut bahwa BIJB sudah melakukan kerja sama strategis dengan Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Azis Madinnah.
Kepala Bagian (Kabag) Sarana Perekonomian Setda Pemprov Jabar, Andrie Kustria Wardana, mewakili Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, menyambut baik sosialisasi yang digelar BIJB menghadapi beroperasinya bandara tersebut. Saat ini, progres pembangunan BIJB secara keseluruhan sudah mencapai 95 persen dan akan soft launching pada 24 Mei mendatang.
"Kami, selaku pemegang saham mayoritas sangat menyambut baik kegiatan ini. Sosialisasi seperti hal ini sangat penting, karena kita sudah menghitung hari, dan 22 hari ke depan, Jawa Barat akan memulai sejarah. Kehadiran BIJB ini merupakan salah satu untuk memulai perkembangan baru wilayah Cirebon Raya," papar Andri.
Seiring dengan rampungnya Bandara Kertajati, Pemprov Jabar terus berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk mempercepat pembangunan akses jalan menuju bandara. Dalam laporannya, sampai awal Mei, akses jalan sepanjang 1,8 km sudah mencapai 72 persen dan bisa digunakan sebelum soft launching.
"Akses sudah 72 persen. Besok lusa, ketika beroperasi, jalan mulus. Untuk menuju ke sini akan ada juga akses tol yang langsung terhubung ke Cipali, yang dimulai 2019. Sedangkan Cisumdawu, yang bisa dekat ke Bandung akan beres 2020. Jadi sekarang sedang diperjuangkan semua infrastrukturnya," tandasnya.
Wakil Kesatuan Tour Travel Haji Umrah Republik Indonesia (Keshuri) Jabar, Yunan Akmal menyambut baik kehadiran Bandara Kertajati. Ia menilai, bandara ini mudah dijangkau, baik dari kawasan Bandung Raya dan Cirebon Indramayu Majalengka, maupun Kuningan (Ciayumajakuning).
Selain itu, fasilitas lounge untuk calon jamaah akan membuat jamaah nyaman sebelum melakukan penerbangan jarak jauh.
"Akhirnya kita sebagai provinsi terbesar dan jumlah penduduk terbanyak punya bandara internasional sendiri. Jadi enggak perlu ke Jakarta lagi, yang sudah sangat macet dan padat untuk melayani penerbangan internasional," katanya, mewakili agen travel PT Gamal Hikmat Pusaka.
Agen Travel Jejak Imani, Rizaldy Latief, juga menyatakan hal serupa. Kehadiran bandara ini dinilainya akan semakin meringankan distribusi jamaah yang ingin melaksanakan ibadah ke Tanah Suci. Jabar, yang memiliki pangsa pasar banyak harus bisa diakomodir dengan baik.
"Dari Bandung, lebih dekat ke Kertajati. Kalau Jakarta empat sampai jam. Jadi ini memudahkan proses keberangkatan," jelasnya, yang mengaku dalam satu tahun bisa memberangkatkan lebih dari 500 jamaah umrah.