Infografis
Suara.com - Presiden Joko Widodo hari ini membuka pameran industri hulu minyak dan gas bumi IPA ke-42 tahun 2018. Kehadiran Presiden Joko Widodo merupakan pertama kali dalam ajang tersebut.
Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menyindir PT Pertamina (Persero) yang malas melakukan eksplorasi minyak dan gas. Menurutnya, sejak beroperasi pada tahun 1970, investasi eksplorasi perseroan ternyata tidak besar.
“Yang sering membuat saya geleng-geleng kepada industri migas sebagai contoh Pertamina. Informasi saya terima sejak 1970-an, tidak pernah eksplorasi dalam jumlah besar sampai saat ini, yang ada kecil-kecil. Ini ada apa?" kata Jokowi di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (2/5/2018).
Oleh karena itu, lanjut Presiden, meski menjadi perusahaan migas paling terkenal di dunia dan di dalamnya ada para elit, industri ini belum kembali menunjukan kebesarannya.
Baca Juga: SKK Migas Targetkan 50 Proyek Hulu Migas Beroperasi di 2027
"Ini industri nama besar dengan tokoh yang sering bikin gemetar para politisi. Tapi untuk saya ya biasa-biasa saja," katanya.
Padahal, kata Presiden Joko Widodo masih banyak cadangan migas yang tersimpan di perut bumi Indonesia. Berdasarkan data SKK Migas, hingga awal 2018 terdapat 128 cekungan di seluruh Indonesia yang berpotensi memiliki kandungan hidrokarbon. Adapun hidrokarbon merupakan senyawa migas.
“Dari 128 cekungan tersebut, sebanyak 74 cekungan hingga saat ini masih belum dieksplorasi untuk kemudian dimanfaatkan hasil migasnya. Padahal jika dieksplorasi, Indonesia dapat memiliki cadangan migas baru,” ujar Presiden Joko Widodo.
