Ia juga pernah dilematis tatkala harus memilih antara menerima tawaran pekerjaan dari perusahaan yang jauh lebih besar dengan gaji yang lebih besar dan fasilitas yang lebih baik di Sydney, kota terbesar di New South Wales, atau tetap di Itree.
“Saya memilih di Itree yang hanya punya karyawan lima orang atau di perusahaan lain dengan 100 orang. Saya tanya kepada beberapa orang. Mereka bilang begini, ‘Kamu carilah pekerjaan di mana kamu bisa belajar karena kamu masih muda. Kalau kamu di perusahaan besar tapi cuma bikin satu hal, percuma. Tapi kalau di perusahaan yang lebih kecil, kamu bisa belajar semuanya’,” kata Hengki menjelaskan mengapa ia tetap bertahan di Itree sampai sekarang.
Kini, Itree bukan perusahaan kecil lagi. Setelah menguasai Aussie, perusahaan tersebut akan memperkuat pasarnya di Selandia Baru, sebelum merambah ke negara-negara lainnya. Selain memiliki Itree, tantangan yang mematahkan pandangan bahwa orang Indonesia sulit mempunyai perusahaan di negeri jiran itu, Hengki pun tetap bisa peduli dan berbuat banyak terhadap negara asalnya, yakni dengan mendirikan startup yang dioperasikan dari Jakarta, Surabaya, dan Wollongong