Hengki Widjaja, Arek Surabaya yang Jadi Pengusaha Software

Adhitya Himawan Suara.Com
Minggu, 29 April 2018 | 08:16 WIB
Hengki Widjaja, Arek Surabaya yang Jadi Pengusaha Software
Hengki Widjaja, pemilik Itree Pty Ltd. [Dok Itree]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Hengki belum puas dengan gelar sarjananya. Ia tertarik melanjutkan ke jenjang pascasarjana di universitas yang sama dengan spesialisasi keamanan komputer (computer security). Sayangnya, kala itu 1998, Indonesia terkena krisis moneter. Orang tuanya menyatakan tidak sanggup membiayai kuliahnya karena pendapatan yang terbatas akibat kenaikan kurs rupiah terhadap dolar.

Mendengar kabar itu Hengki sempat bingung. Walau begitu, ia tak putus asa.

“Saya lantas bilang kepada orang tua saya, ‘Oke, enggak usah takut dengan biaya hidup karena saya akan mencarinya sendiri’. Tapi uang yang ada dipakai untuk membayar kuliah. Waktu itu hanya cukup untuk membayar dua semester,” kenangnya.

Itulah awal mula Hengki harus mencari pekerjaan di Wollongong. Pekerjaan pertamanya yaitu Access Database, lalu Tutorial Programming. Setelah itu barulah ia bergabung dengan Itree sebagai casual software developer. Saat ia masuk, karyawan perusahaan tersebut baru tiga orang.

Seiring berjalannya waktu, Itree terus tumbuh. Kinerja keuangannya semakin baik. Peningkatan kinerja itu tak lepas dari peran Hengki. Kariernya pun cemerlang karena itu. Saat menjadi project manager, ia berhasil menorehkan keuntungan proyek terbaik dibanding project manager lainnya.

Padahal, memasarkan produk dan layanan Itree—seperti perangkat lunak untuk kamera pengawas kecepatan kendaraan (speed camera), stasiun pengecekan truk (truck checking station), dan pengaturan lalu lintas kapal laut di pelabuhan—yang target pasarnya adalah lembaga pemerintah, apalagi dilakukan oleh orang Indonesia, jelas tidak mudah.

Karena perannya cukup menonjol, ia kemudian ditunjuk oleh pemegang saham Itree untuk menempati posisi sebagai Managing Director (jika di Indonesia setara dengan chief executive officer/CEO) perusahaan. Saat menjadi pemimpin tertinggi itu, bekerja sama dengan mitra bisnis, ia mampu melejitkan pertumbuhan perusahaan.

Hengki tak mau menyebutkan indikator pertumbuhan Itree dalam jumlah dan persentase berdasarkan finansial yang dicatatkan. Namun, ia menggambarkan salah satu pertumbuhan itu dengan jumlah karyawan. “Saat saya menerima jabatan sebagai managing director, jumlah karyawan Itree sudah 60 orang. Puji syukur, bersama dengan tim, saya mampu memimpin perusahaan menjadi sekitar 100 orang,” terangnya.

Karyawan Jadi Pemilik Perusahaan

Pada 2004, ketika sedang berada di puncak karier, Hengki diminta saudaranya untuk kembali ke Surabaya. Pasalnya, ia diharapkan bergabung dengan perusahaan yang sedang dibangun oleh saudaranya itu. Lagi-lagi dilema itu datang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI