PLN Telah Teken Proyek Listrik Sebesar 32.000 MW

Adhitya Himawan Suara.Com
Minggu, 29 April 2018 | 06:07 WIB
PLN Telah Teken Proyek Listrik Sebesar 32.000 MW
Kantor Pusat PLN di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (7/6/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT PLN (Persero) hingga saat ini sudah menandatangani proyek kerja sama pengadaan listrik 32.000 mega watt (MW).

"Untuk 19.000 MW di antaranya masih dalam masa konstruksi, sedangkan 13.000 MW di antaranya masih 'financial closing' (penyelesaian pembiayaan, red)," kata Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir di Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (28/4/2018).

Ia mengatakan untuk proses pengerjaan 19.000 MW tersebut hingga saat ini sudah mencapai sekitar 50 persen.

"Bahkan pemesanan mesin dari pabrikan sudah jalan. Kontrak untuk EPC sudah selesai dilakukan," katanya.

Kontrak EPC sendiri yaitu pelimpahan tanggung jawab atas kegiatan perancangan atau desain atau "engineering", pengadaan material dan peralatan atau "procurement", dan pelaksanaan konstruksi atau "construction" kepada kontraktor.

Ia mengatakan 32.000 MW ini nantinya akan dibangun merata di seluruh daerah di Indonesia, di antaranya Batang, Bojonegoro, Cilacap, dan Semarang.

"Untuk daerah di luar Jawa juga banyak, saat ini sudah dalam pembangunan," katanya.

Mengenai target pemerintah 35.000 MW hingga tahun 2019, dikatakannya, hal itu akan disesuaikan dengan permintaan konsumen.

"Begitu ada permintaan maka langsung kami sesuaikan ke sistem karena kalau 35.000 MW ini selesai maka pembeli tidak ada," katanya.

Sementara itu, mengenai rasio elektrifikasi listrik di Indonesia, dikatakannya, hingga saat ini sudah mencapai sekitar 93 persen. Menurut dia, angka tersebut meningkat dibandingkan tahun 2014 yang masih 83 persen.

"Kenaikannya sekitar 10 persen, target kami hingga tahun 2019 rasio elektrifikasi di Indonesia paling tidak mencapai 97 persen," katanya.

Mengenai daerah yang rasio elektrifikasinya masih rendah salah satunya di Indonesia Bagian Timur.

"Kalau di kota-kota besar sudah aman, Indonesia Timur yang masih menjadi PR kami," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI