Q1 2018, Laba Sawit Sumbermas Sarana Meningkat 33 Persen

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 26 April 2018 | 16:00 WIB
Q1 2018, Laba Sawit Sumbermas Sarana Meningkat 33 Persen
Dewan Komisaris dan Direksi PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. [Dok SSS]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mengumumkan peningkatan laba yang signifikan ke angka Rp787,1 miliar, atau meningkat 33,7% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Peningkatan laba ini sebagian besar didorong oleh kenaikan penjualan sebesar 19% menjadi Rp3,24 triliun.

Perusahaan mempertahankan Marjin Kotor, Marjin Operasi, dan Marjin Bersih pada tingkat yang sehat masing-masing di 53,2%, 36,6%, dan 24,3%, semuanya melebihi pencapaian di 2016. Sementara itu, SSMS juga membukukan kenaikan 34,4% untuk total aset dan 17,3% peningkatan total ekuitas.

“Kinerja kuat SSMS berlanjut pada kuartal pertama (Q1) 2018, di mana kami memproduksi 348.149 ton tandan buah segar (TBS) atau meningkat 20% jika dibandingkan Q1 2017. Produksi minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit juga membukukan kenaikan masing-masing 23% dan 27% dari tahun lalu,” kata Chief Financial Officer SSMS, Nicholas Justin Whittle.

"Konsistensi ini membantu kami membangun kepercayaan para investor, yang tercermin dari oversubscription obligasi global SSMS hingga empat kali lipat, senilai US$300 juta," jelas Justin.

Pemegang saham SSMS menyetujui semua agenda dalam Rapat Umum Tahunan perusahaan, termasuk Pelaporan dan persetujuan pemanfaatan laba yang diperoleh perusahaan dalam tahun fiskal yang berakhir pada 31 Desember 2017; Penunjukan Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Perusahaan tahun fiskal 2018; Perubahan pada Dewan Direksi dan Komisaris perusahaan.

“Kami berterima kasih atas kepercayaan dan dukungan para pemangku kepentingan. Agenda yang disetujui ini akan menempatkan SSMS dalam posisi yang lebih baik untuk memanfaatkan pertumbuhan industri kelapa sawit,” kata Whittle.

SSMS optimis dapat meningkatkan produksi ke depannya karena profil kematangan perkebunan SSMS masih muda (usia pohon rata-rata 8,6 tahun). Sebanyak 35% dari seluruh perkebunan SSMS merupakan pohon yang masih muda, mencerminkan potensi pertumbuhan produksi yang besar.

Profil perkebunan yang masih muda ini akan membantu SSMS memposisikan diri agar dapat memenuhi kebutuhan CPO yang terus meningkat. Hal ini sejalan dengan laporan terbaru Oilworld, sebuah perusahaan analisis pasar terkemuka. Laporan ini memproyeksikan bahwa pertumbuhan permintaan atas minyak kelapa sawit akan didorong oleh meningkatnya
permintaan pangan di Asia terutama Tiongkok dan India, perluasan persyaratan oleochemical, juga meningkatnya kesadaran akan manfaat kesehatan dari minyak sawit dibandingkan dengan minyak nabati lainnya, serta peningkatan penggunaan biodiesel.

"Peningkatan produksi SSMS akan berkontribusi pada pasokan global minyak sawit berkelanjutan, yang merupakan pasar penuh peluang," tambah Whittle.

Tahun ini, SSMS akan meluncurkan program Lanskap Berkelanjutan di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Salah satu kegiatan utamanya adalah bantuan sertifikasi keberlanjutan untuk ribuan hektar perkebunan rakyat, yang akan membantu para petani kecil mengakses pasar minyak sawit berkelanjutan bersama dengan SSMS.

Program ini merupakan bagian dari komitmen keberlanjutan SSMS dalam misinya untuk mewujudkan potensi kelapa sawit dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, pembangunan nasional, serta pelestarian lingkungan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI