"Sehingga banyak negara-negara harus mulai dari sekarang memikirkan bagaimana mendesain sebuah kebijakan agar perubahan teknologi ini dianggap sebagai perubahan positif dan tidak mengancam kesejahteraan masyarakat terutama kelompok pekerja dan kelompok miskin," jelasnya.
Ia juga bertemu International Monetary Funds Commission (IMFC) yang membahas isu-isu stabilitas sektor keuangan dunia.
"Kita membahas kemungkinan resiko dengan kenaikan suku bunga di Amerika, kenaikan harga aset, kemungkinan perang dagang Amerika dengan RRT. Bagaimana teknologi keuangan seperti Fintech maupun crypto currency akan bisa mempengaruhi baik stabilitas maupun perubahan keuangan, bagaimana peraturan mengantisipasi dan melindungi masyarakat agar mereka tidak dirugikan oleh teknologi ini," paparnya.
Tak lupa, ia mempromosikan Indonesia sebagai tuan rumah IMF-World Bank Group Annual Meetings 2018 di Bali mulai dari makanan, produk budaya seperti kain, baju, perhiasan serta kopi yang beraneka ragam.
Selain itu, ia juga menyampaikan karya seni anak bangsa seperti lukisan mural Indonesia yang dipamerkan di gedung World Bank, seni suara angklung dan promosi berbagai tempat wisata Indonesia.
Terakhir, dalam kepemimpinan Menkeu sebagai pemimpin Development Comittee selama dua tahun berturut-turut, 189 negara anggota Bank Dunia menyetujui tambahan modal atau capital increase sebesar 100 miliar USD pertahun yang sangat berguna untuk World Bank Group seperti International Bank for Reconstruction Development (IBRD) dan International Finance Corporation (IFC) sektor privat Bank Dunia untuk membantu negara-negara berkembang memerangi kemiskinan dengan memberikan pinjaman.