Pencopotan Elia Manik Sebagai Dirut PT Pertamina Berbau Politis

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 21 April 2018 | 09:36 WIB
Pencopotan Elia Manik Sebagai Dirut PT Pertamina Berbau Politis
Mantan Direktur Utama (Dirut) baru PT Pertamina (Persero), Elia Massa Manik. [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat sektor energi Marwan Batubara menilai pencopotan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik dinilai tidak tepat.

"Harus ada penjelasan yang logis dari Pemerintah. Saya kira pencopotan tidak tepat karena Elia saya nilai justru membela kepentingan korporasi agar tidak merugi," kata Marwan di Jakarta, Jumat (20/4/2018).

Marwan yang juga menjabat Direktur Indonesia Resources Studies (IRESS) menjelaskan pencopotan Dirut PT Pertamina berbau politis karena beban untuk tidak menaikkan harga BBM.

"Kalau tidak boleh naik harga BBM harusnya anggaran untuk subsidi juga ditambahkan karena Pertamina juga kesulitan dalam membangun kilang, anggarannya tertahan untuk menutup subsidi BBM," katanya.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) PT Pertamina (Persero) mencopot Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik pada hari Jumat.

Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno menyebutkan ada beberapa alasan digantinya jajaran Direksi PT Pertamina (Persero).

"Semua proses dilakukan bersama dan mendapatkan masukan Dewan Komisaris," kata Fajar.

Alasan pertama, menurut dia, hal ini memang merupakan rangkaian keseluruhan dari tahapan setelah holding. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat dan mempercepat implentasi holding.

Kedua, alasannya adalah ada pergantian pada Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina serta jajaran lainnya juga.

Selain itu, terkait juga dengan pengamatan dan penilaian Dewan Komisaris Pertamina bahwa Pertamina harus segera melakukan kajian dampak dari perubahan biaya dan kenaikan harga yang terakhir.

Kemudian, sekaligus dikaitkan dengan kenaikan harga minyak mentah yang memengaruhi biaya pertamina.

"Setelah SK 39 ada tiga direktur yang masih kosong, struktur direktur sudah diatur. Akan tetapi, pengisian dan penilaian terhadap masing-masing direktur belum dilakukan," katanya.

Kejadian tumpahnya minyak di Teluk Balikpapan juga menjadi salah satu rangkaian pertimbangan.

Karena pergantian tersebut, Direktur Utama PT Pertamina dijabat oleh Plt., yaitu Nicke Widyawati, dengan alasan Nicke merupakan ketua implementasi holding migas.

Pergantian lainnya direksi baru Pertamina adalah Plt. Direktur Utama sekaligus Direktur SDM Nicke Widyawati, kemudian Direktur Pengolahan Budi Santoso Syarif, Direktur Keuangan Arief Budiman, Direktur Pemasaran Korporasi Basuki Trikora Putra, Direktur Pemasaran Retail Masud Hamid, Direktur Manajemen Aset M. Haryo Junianto, Direktur MPP Heru Setiawan, dan Direktur infrastruktur Gandhi Sriwidjojo. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI