Suara.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menceritakan kinerjanya selama tiga tahun menjabat dengan kenyataan bahwa dirinya adalah seorang wanita.
Ia tidak tahu seberapa signifikan fakta keperempuanan dirinya dalam meletakkan sendi-sendi dan penegakan hukum di bidang kelautan dan perikanan.
Namun, ujarnya, ia melihat bahwa mungkin sebagai wanita, ada beberapa privilage yang jauh lebih memudahkan dalam bekerja sebagai Menteri KKP dibandingkan bila dirinya adalah seorang laki-laki.
"Tiga tahun kementerian kelautan dan perikanan memerangi illegal fishing dalam mengawal visi presiden menjadi laut masa depan bangsa Indonesia," ujarnya dalam seminar Peran Perempuan Dalam Pengembangan Budaya Hukum, di gedung pasca sarjana universitas Pancasila, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (20/4/2018).
Indonesia merupaka negara besar dengan laut yang luas dan bibir pantai yang panjang. Ini terpanjang nomor dua di dunia dan nomor satu di Asia Tenggara.
Namun, ujarnya, selama zaman itu tidak pernah terjadi angka neraca perdagangan. Indonesia nomor belakang di Asia tenggara sedangkan Thailand, Malaysia, Vietnam lebih unggul dibanding Indonesia.
Begitu menjadi menteri, baginya itu merupakan satu kehormatan luar biasa yang diberikan seorang Joko Widodo kepadanya. Apalagi tingkat pendidikan yang ia miliki paling rendah dibandingkan menteri lain.
"Saya diberikan tanggung jawab lebih besar karena luas laut itu 3/4 dari Indonesia," katanya.
Sejak itu ia berniat menghormati kehormatan dan kepercayaan yang diberikan Joko Widodo dan bangsa Indonesia kepada dirinya.
"Komtimen saya, utamakan untuk mendedikasikan laut yang besar ini menjadi kemakmuran bangsa kita," ujarnya.
Sejak saat itu, lanjut dia, dimulailah investigasi dan analisa terhadap apa yang menyebabkan Indonesia tidak brhasil dibidang kelautan dan perikanan.
Ia menanamkan tiga pilar untuk mengawal visi-misi presien dengan satu kedaulatan dua keberlanjutan tiga kesejahteraan.
"Saya pikir tidak masuk akal, kalau saya anggap kegilaan orang pikir saya gila menenggelamkan kapal praktek. Yaang terjadi, lebih gila dari segi kegilaan saya menenggelamkan kapal," ujarnya.
Ribuan kapal mencuri melakukan transhipmen. Namun ternyata ada human traffiking di sana.
Banyak sekali praktek kejahatan yang terjadi dilaut. Mulai pencurian ikan, masuknya narkoba melalui perairan, dan masuknya kapal asing ilegal. Lalu ia menginginkan semua kejahatan itu dihentikan.
"Kita panggil dubes, pengusaha agent satu per satu. Saya ajak ngobrol dari hati ke hati juga. Saya sudah banyak duit, praktek ini tidak benar beberapa saya kenal baik jd tolong, kalau you lawan saya lawan kalau you masih tetap kita berkawan kita tidak usah bicara lagi ikan bicara kapal semua operation you mesti hentikan," katanya.
"Dan Alhamdulillah mungkin karena saya wanita, jadi pada gampang nurut, tidak mengajak berantam," tuturnya.
Ia menilai jika laki-laki tidak merasa direndahkan olehnya.
"Kalau laki sama laki ego sama ego biasanya labeling jadi naik. Kalau perempuan ya mereka akhirnya mengalah, ada yang bandel tengelamkan, jadi Alhamdulillah tidak ada negara protes, tidak ada yang protes," tukasnya.