Suara.com - Pemerintah terpaksa mencoret 14 proyek yang terdaftar dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Berdasarkan data yang dilaporkan, proyek pembangunan sektor kereta api yang paling banyak dicoret.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Tim Pelaksana Komite Percepatan Pembangunan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utomo menjelaskan, beberapa proyek kereta api yang dicoret lantaran kajian pembangunannya belum selesai dalam tahap pembahasan.
“Kalau kajiannya belum selesai, konstruksinya juga tidak bisa berjalan dan 2019 belum bisa selesai, makanya proyek ini tidak masuk dalam PSN,” kata Wahyu dalam konferensi persnya di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Kamis (19/4/2018).
Menurut Wahyu, hal ini tidak hanya dilakukan pada sektor kereta api saja, melainkan jalan tol atau sejenisnya yang kajiannya belum selesai maka harus dikeluarkan dalam proyek strategis nasional.
Baca Juga: BKPM: Proyek Kereta Api Makassar-Parepare Butuh Capex Rp1 Triliun
“Karena kan mereka harus urus amdal kemudian harus melakukan kajian trase, titik mana yang dilewati. Setelah itu ada pembebasan lahan, akhirnya konstruksi. Ini alasan utamanya dari hasil evaluasi yang dilakukan pemerintah,” ujarnya.
Adapun proyek kereta yang dicoret status PSN di antaranya, Kereta Api Kertapati-Simpang-Tanjung Api-Api di Sumatera Selatan (bagian dari Jaringan Kereta Api Trans Sumatera). Kemudian, Kereta Api Muaraenim-Pulau Baai di Sumatera Selatan-Bengkulu, Kereta Api Tanjungenim-Tanjung Api-Api di Sumatera Selatan, Kereta Api Jambi-Pekanbaru di Jambi-Riau, dan Kereta Api Jambi-Palembang di Jambi-Sumatera Selatan.
Selain itu, pembangunan rel kereta api Provinsi Kalimantan Timur, Mass Rapid Transit atau MRT Jakarta Koridor Timur-Barat juga dicoret.