Suara.com - PT Multi Bintang Indonesia (Persero) Tbk (Multi Bintang) dengan kode saham MLBI menggelar paparan publik di Jakarta, Selasa (17/4/2018). Langkah ini merupakan kelanjutan dari Rapat Umum Pemegang Saham yang mengumumkan laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember 2017.
Multi Bintang terus mendorong agenda transformasinya untuk pertumbuhan bisnis yang lebih menguntungkan dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Inisiatif strategis yang diambil untuk menuju sasaran tahun 2017, termasuk transformasi berkelanjutan dari portofolio di luar bir, dan upaya perampingan biaya dan proses bisnis di seluruh Perseroan telah memungkinkan Multi Bintang untuk mewujudkan pertumbuhan pendapatan dan lebih kuat lagi di kinerja lini bawah.
“Strategi Perseroan tetap berfokus pada pelaksanaan transformasi Multi Bintang menjadi sebuah perusahaan multi minuman. Untuk mewujudkannya, Multi Bintang meluncurkan serangkaian produk baru dalam kategori minuman beralkohol rendah sekaligus mengembangkan portofolio minuman non-alkohol,” kata Michael Chin, Presiden Direktur PT Multi Bintang Indonesia (Persero) Tbk, di Jakarta, Selasa (17/4/2018).
Kenaikan 4 persen pendapatan Multi Bintang dari 3,26 triliun rupiah pada 2016 menjadi 3,39 triliun rupiah pada tahun 2017, didorong dari pertumbuhan double-digit dari Heineken, bir premium internasional, dan peluncuran dua inovasi produk baru, Heineken Light dan Bintang Radler Orange.
Bukan hanya memenuhi kebutuhan pasar domestik, Multi Bintang juga menyasar pasar-pasar ekspor baru untuk meningkatkan pendapatan Perseroan. "Pada tahun 2017, Multi Bintang memulai ekspor Bir Bintang ke United Kingdom, sebagai tambahan dari pasar ekspor yang sudah ada di Australia, Jepang, dan Belanda," ujarnya.
Di sisi keberlanjutan korporasi, Multi Bintang mendirikan Yayasan Sahabat Multi Bintang pada tahun 2017 sebagai sarana yang lebih terfokus untuk tumbuh berkembang bersama masyarakat. Michael menjelaskan, agenda pertama Yayasan Sahabat Multi Bintang saat pertama kali didirikan adalah menyediakan sarana WC umum dan air minum bagi para pengungsi di Bali yang dievakuasi dari rumah-rumah mereka akibat ancaman erupsi Gunung Agung pada Desember 2017 lalu.