Holding BUMN Migas Akhirnya Resmi Terbentuk, Pertamina Induknya

Iwan Supriyatna Suara.Com
Rabu, 11 April 2018 | 18:11 WIB
Holding BUMN Migas Akhirnya Resmi Terbentuk, Pertamina Induknya
Rilis Holding Migas di Kantor Kementerian BUMN, Rabu (11/4/2018).(Doc.Kementerian BUMN)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri BUMN Rini M Soemarno resmi menandatangani akta pengalihan saham seri B milik Negara sebesar 56,96% di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk kepada PT Pertamina (Persero).

Dengan ditandatanganinya akta tersebut, Holding BUMN Migas resmi berdiri dengan Pertamina sebagai induk perusahaan (holding) dan PGN sebagai anggota holding.

“Pembentukan Holding BUMN Migas ini sesuai arahan Presiden pada Oktober 2016 yang dituangkan dalam Roadmap Pengembangan BUMN yang telah diserahkan oleh Menteri BUMN kepada Komisi VI DPR pada Desember 2015," ujar Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media F. Harry Sampurno di Kantor Kementerian BUMN, Rabu (11/4/2018).

Langkah selanjutnya adalah proses integrasi PT Pertagas yang merupakan anak usaha Pertamina dengan PGN. Saat ini tim gabungan dari Pertamina dan PGN terus menuntaskan rencana integrasi dimaksud dengan sasaran tercapainya konsolidasi keuangan yang sehat.

Baca Juga: Gugatan Holding BUMN Pertambangan Ditolak MA

"Dengan dilakukan integrasi Pertagas dan PGN maka PGN akan menjadi pengelola midstream sampai distribusi dan niaga gas,” kata Harry Sampurno.

Harry juga menjelaskan, sejalan dengan ditandatanganinya akta pengalihan saham, Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham Pertamina juga telah menyetujui Perubahan Anggaran Dasar Pertamina terkait perubahan/peningkatan modal dan menyetujui pula prinsip integrasi Pertagas dan PGN.

Terkait dengan terlewatinya batas waktu 60 hari penandatanganan Akta Pengalihan Saham, sebagaimana diprasyaratkan pada Keputusan RUPS Luar Biasa PGN 25 Januari 2018, Harry Sampurno menjelaskan bahwa Keputusan RUPS Luar Biasa PGN pada 25 Januari 2018 yang pada intinya mengubah nama Perseroan dengan menghilangkan kata "Persero" akan dikukuhkan kembali pada RUPS Tahunan PGN 26 April 2018 mendatang.

Dengan demikian, terlewatinya batas waktu 60 hari dimaksud bukan berarti Holding BUMN Migas batal, karena terbentuknya Holding BUMN Migas secara hukum terjadi saat dilakukannya penandatanganan Akta Pengalihan Saham dimana seluruh hak-hak Negara RI selaku pemegang 56,96% saham Seri B di PGN secara hukum telah beralih kepada Pertamina.

"Perubahan nama PGN dengan menghilangkan kata “Persero” semata-mata merupakan aspek administratif," kata Harry.

Baca Juga: Pengamat: Pembentukan Holding BUMN Migas Bisa Jadi 'Bom Waktu'

Lebih lanjut Harry Sampurno menyampaikan, meski statusnya berubah menjadi bukan Persero, PGN akan tetap diperlakukan sama dengan BUMN lainnya untuk hal-hal yang sifatnya strategis. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI