Suara.com - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) mengumumkan pencapaian laba bersih pada 2017 sebesar Rp2,2 triliun atau meningkat sebesar 16,46 persen dari 2016 sebesar Rp1,89 triliun.
"Dan hasil RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) tahun ini kami bersepakat membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp440 miliar atau sebesar 20 persen dari laba itu," kata Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk Desi Arryani, kepada pers usai RUPS perseroan di Jakarta, Selasa (10/4/2018).
Tidak hanya itu, kata Desi, rapat juga memutuskan perubahan pengurus perseroan yakni memberhentikan dengan hormat Direktur Pengembangan Hasanudin dan Komisaris Independen Sigit Widyawan.
Kemudian sebagai pengganti mengangkat Direktur Pengembangan Adrian Priohutomo dan Komisaris Independen Vincentius Sonny Loho.
Baca Juga: Jasa Marga Klaim Tarif Jalan Tol Ngawi - Kertosono Murah
Desi melanjutkan pada 2017, perseroan berhasil membukukan total aset sebesar Rp79,19 triliun atau meningkat sebesar 48,02 persen dari 2016 sebesar Rp53,50 triliun.
"Ini cermin dari meningkatnya aktivitas konstruksi perseroan, sejalan dengan strategi untuk mempercepat pembangunan jalan tol dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan nilai perseroan dalam jangka panjang," tutur Desi.
Terkait dengan pencapaian laba perseroan, Desi mengaku hal itu didukung pencapaian pendapatan usaha di luar konstruksi sebesar Rp8,92 triliun dengan kontribusi pendapatan tol sebesar Rp8,28 trilun dan pendapatan usaha lain sebesar Rp640,40 miliar.
"Juga didukung oleh upaya pengendalian beban usaha yang tercermin dari pencapaian 'EBITDA Margin' sebesar 61,43 persen yang meningkat 2,24 persen dari 2016 sebesar 59,20 persen," ujar Desi.
Selain itu, pencapaian laba bersih juga ditopang oleh upaya perseroan dalam mengendalikan beban bunga di tengah akselerasi pembangunan jalan tol yang sedang gencar dilakukan oleh perseroan.
Baca Juga: Solusi bagi Pekerja Gerbang Tol, DPR Dukung "A-Life" Jasa Marga
Tahun lalu, Jasa Marga juga melakukan terobosan dalam mencari inovasi sumber pendanaan perseroan dan pertama kali di Indonesia yakni Sekuritisasi Pendapatan Tol Jagorawi, Project Bond Ruas JORR W2 Utara serta Global Bond (Komodo Bond).
"Komodo bond ini obligasi pertama berdenominasi rupiah yang dijual di pasar global oleh perusahaan Indonesia," ucapnya.
Hingga akhir 2017, perseroan telah mengoperasikan 680 km jalan tol atau 62,2 persen dari panjang jalan tol beroperasi di seluruh Indonesia.
"Kami komit untuk menambah tol operasi menjadi 1.260 km pada akhir 2019, atau berarti tumbuh lebih dari dua kali lipat dari panjang jalan tol operasi pada saat ini," katanya.
Pada 2017 juga, kata Desi, pihaknya telah menambah hak konsesi dua ruas jalan tol baru sepanjang 236,90 km, yaitu Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan sepanjang 64 km dan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi sepanjang 172,90 km.
"Sehingga total konsesi kami adalah 1.497 km atau tumbuh 18,81 persen dibanding 2016," demikian Desi. (Antara)