Suara.com - Badan Karantina Pertanian Cilegon, Banten menyatakan ekspor dedak gandum (wheat bran) ke Cina terbilang rutin yakni tiga kali pengiriman dalam sepekan karena permintaan yang tinggi.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon Heri Yulianto, dalam keterangan tertulisnya mengatakan, ekspor tetap berjalan meskipun hari libur.
Pada hari ini, sebanyak 21 unit kontainer atau 488,5 ton dedak gandum diberangkatkan ke Cina.
"Ekspor dedak gandum ke Cina sudah rutin, hampir tiap tiga kali pengiriman per pekan. Selasa depan juga akan kirim dedak gandum yang sama," kata Heri, Minggu (8/4/2018).
Baca Juga: Perdana, Bali Ekspor Manggis ke Cina
Ia menjelaskan pengemasan dedak gandum dilakukan setiap Selasa. Setelah pengiriman pada hari ini, dedak gandum sebanyak 10 unit kontainer atau sekitar 200 ton juga siap diekspor pada Selasa pekan depan.
Nilai ekspor dedak gandum yang merupakan limbah penggilingan gandum menjadi tepung terigu ini, sebesar Rp3.000-Rp4.000 per kilogram. Ada pun dedak gandum merupakan bahan baku pakan ternak yang telah lazim digunakan dalam industri pakan.
Petugas Karantina Cilegon juga melakukan pemeriksaan dedak gandum yang diekspor oleh PT Bungasari Flour Mills ini. Pemeriksaan untuk menghindari terbawanya organisme pengganggu tumbuhan (OPT), memastikan kesesuaian jenis dan volumenya.
Heri mengatakan ketidaksesuaian antara dokumen dan fisik dapat berakibat negara tujuan menolak komoditas ini.
"Kami periksa apakah benar media pembawa ini sesuai dengan permohonan yang diajukan ke karantina melalui sistem ppk online," kata dia.
Baca Juga: Kembangkan Produk Alumina RI, Menteri BUMN Bertolak ke Cina
Untuk percepatan layanan, eksportir diberikan kemudahan pelayanan melalui sistem elektronik terpusat Badan Karantina Pertanian, sehingga pengguna jasa yang telah rutin ekspor dapat mudah saat dilayani serta tidak tertahan di pelabuhan. (Antara)