Kembangkan Produk Alumina RI, Menteri BUMN Bertolak ke Cina

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 05 April 2018 | 11:28 WIB
Kembangkan Produk Alumina RI, Menteri BUMN Bertolak ke Cina
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno bertemu dengan Chairman Aluminum Corporation of China Ltd (Chinalco), Ge Honglin di Beijing, China, Rabu (4/4/2018). (Dokumen Kementerian BUMN)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Inalum (Persero) dan China Aluminium Company (Chinalco) menargetkan proyek smelter grade alumina (SGA) di Mempawah, Kalimantan Barat bisa berproduksi pada 2020.

Pabrik pengolahan bijih bauksit menjadi alumina ini akan memiliki kapasitas produksi hingga 1 juta ton.

Rencana tersebut diungkapkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dalam pertemuan dengan Chairman Aluminum Corporation of China Ltd (Chinalco), Ge Honglin di Beijing, China, Rabu (4/4/2018).

Ke depan, Inalum, Antam dan Chinalco akan membentuk perusahaan patungan (joint venture) untuk mendukung terealisasinya proyek ini.

Baca Juga: Pemerintah Awasi Pembangunan Smelter Freeport Setiap 6 Bulan

Rini berharap pembangunan proyek smelter ini akan meningkatkan nilai tambah produk tambang bauksit yang dihasilkan dari perut bumi Indonesia. Kerja sama kedua perusahaan ini diharapkan juga bisa meningkatkan kemampuan SDM Indonesia.

"Diharapkan potensi kerjasama dengan berbagai mitra global dapat mengakselerasi hilirisasi produk tambang serta dapat meningkatkan kapabilitas SDM Indonesia untuk membangun smelter alumina dalam jangka waktu yang singkat," ujar Rini melalui keterangan resmi Kementerian BUMN yang diterima Suara.com, Kamis (5/4/2018).

Tak hanya ikut membangun proyek smelter, lanjut Rini, Chinalco juga bersedia memberikan akses pasar internasional untuk 500.000 ton alumina per tahun hasil produksi dari pabrik tersebut.

Chinalco tercatat memproduksi 60 persen alumunium dunia atau produsen ketiga terbesar di dunia.

Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin menambahkan, smelter alumina adalah salah satu dari sejumlah proyek strategis yang akan digarap holding BUMN tambang sebagai percepatan hilirisasi tambang.

Baca Juga: Banyak Perusahaan Smelter Merugi, Jokowi Diminta Bersikap Tegas

"Guna meningkatkan nilai tambah produk tambang Indonesia dan memaksimalkan penyerapan tenaga kerja di berbagai lokasi proyek," ujar Budi.

Sekadar informasi, saat ini cadangan bauksit Indonesia adalah terbesar ke-8 dunia sedangkan nilai ekspornya peringkat kedua terbesar.

Hingga saat ini Indonesia belum memiliki pabrik pengolahan bauksit menjadi alumina sehingga seluruh bijih bauksit di ekspor ke luar negeri yaitu Jepang dan China.

Sedangkan alumina sebagai bahan baku untuk pembuatan aluminium harus diimpor oleh Inalum dari negara lain seperti Australia, Cina, dan India.

Pembangunan proyek smelter grade alumina (SGA) diharapkan bisa meningkatkan nilai tambah produk tambang Indonesia, mengurangi impor alumina, menciptakan lapangan kerja baru, serta berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI