Suara.com - Konsultan properti Colliers International menyatakan jumlah pasokan ruang perkantoran di wilayah DKI Jakarta bakal menjadi yang terbesar pada tahun 2018 ini dibandingkan dengan jumlah pasokan ruang tahun-tahun sebelumnya.
"Secara jumlah gedung mungkin tidak terlalu banyak, tetapi secara total, ukuran gedung perkantoran yang akan dibangun itu akan lebih besar di CBD (daerah sentrabisnis)," kata Senior Associate Director Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, di Jakarta, Rabu (4/4/2018).
Menurut Ferry, sejumlah proyek gedung perkantoran yang baru masuk pada 2018 semuanya berukuran sangat besar, seperti dua gedung baru di CBD yaitu Prosperity dan Treasury Tower. Kedua gedung baru tersebut bakal berkontribusi kepada penambahan ruang perkantoran sekitar 200.000 meter persegi.
Sedangkan secara total, jumlah pasokan kumulatif pada kuartal I-2018 di Jakarta adalah 6,2 juta meter persegi.
Hal tersebut sudah termasuk kepada sekitar 470.000 meter pesergi ruang perkantoran baru yang akan beroperasi sepanjang tahun 2018. Sedangkan dari 2018 hingga 2012, ruang pernantoran baru total adalah sekitar 1,2 juta meter persegi.
Ferry mengingatkan bahwa "booming" pembangunan gedung perkantoran dimulai pada sekitar 2012, di mana investor masuk ketika siklus properti sedang mengalami kenaikan.
"Prinsip investasi diprediksi meningkat kalau siklusnya menaik. Kalau sudah ada di puncak, kegiatan investasi harusnya tidak terlalu ekspansif. Hasilnya tahun pemilu 2014 hingga 2017, kita lihat di report terjadi penurunan okupansi karena jumlah pasok dengan jumlah penerapan itu tidak seimbang," paparnya.
Selain itu, ujar dia, rata-rata harga penawaran sewa naik disebabkan beroperasinya gedung-gedung perkantoran kualitas premium, namun karena situasi "tenant market" (pihak yang membeli ruang perkantoran memegang kendali), maka harga transaksi bisa jauh lebih rendah dari harga penawaran.
Sejak awal tahun, Colliers telah menyoroti kelebihan pasokan perkantoran dan apartemen di kawasan DKI Jakarta dan wilayah sekitarnya yang dinilai dapat mengakibatkan dinamika pada sektor properti pada tahun 2018.
"Situasi kelebihan pasokan di perkantoran dan residensial bertingkat terus menempatkan tekanan terhadap penyewaan dan tingkat harga sepanjang 2018," kata Ferry Salanto.
Menurut Ferry, sektor perkantoran diprediksi akan banyak dipenuhi aktivitas dan relokasi yang dilakukan pelaku usaha semacam bidang "e-commerce".
Selain itu, ujar dia, dalam sektor residensial, ke depannya apartemen atau perumahan menengah ke bawah akan tetap mendominasi keseluruhan penjualan sektor ini. (Antara)