Kemenhub akan Bangun Bandara Bali Utara Jika....

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 03 April 2018 | 14:51 WIB
Kemenhub akan Bangun Bandara Bali Utara Jika....
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, Agus Santoso di Tangerang, Banten. [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Perhubungan menyatakan rencana pembangunan bandara baru di Bali utara akan dilakukan setelah Bandara Ngurah Rai di Bali selatan mencapai kapasitas penumpang tertinggi atau sudah penuh.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Selasa (3/4/2018), mengatakan pertumbuhan penumpang di Bali terus mengalami peningkatan seiring tumbuhnya industri pariwisata nasional.

"Tahun ini saja ada 21 juta penumpang. Tambah tahun tambah besar, bisa mencapai 30-31 juta penumpang. Ini yang harus dikelola," katanya.

Agus mengatakan dengan jumlah penumpang yang mencapai 21 juta penumpang, Bandara Ngurah Rai maksimum hanya bisa menampung 30-35 juta penumpang saja. Itu pun, kata dia, harus diiringi dengan penataan yang lebih baik.

"Lepas dari itu, sudah tidak bisa menampung lagi. Itulah sebabnya kita pikirkan juga di Bali utara karena Bali selatan sendiri ada batasan maksimum untuk menampung. Ini yang menjadikan Bali utara tetap bisa dijalankan, tetapi menunggu 'peak' (puncak) dulu di Bali selatan," imbuhnya.

Meski tidak secara gamblang menyebut kapan Bandara Ngurah Rai mencapai puncak kapasitas penumpang, Agus mengatakan hal itu bisa diprediksi sesuai dengan pertumbuhan kunjungan pariwisata.

"Ya prediksi saja, per tahun rata-rata penumpang di Indonesia berapa, pangkat per pangkat itu bisa diperkirakan. Mungkin sekitar lima hingga 10 tahun (bisa dibangun). Makanya sedang kita kaji," katanya.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan bandara di Bali utara masih masuk tahap kajian.

Menurut dia, kajian kemungkinan bisa diselesaikan dalam dua hingga tiga bulan ke depan. Namun, pemerintah mengaku akan mengutamakan prinsip kehati-hatian karena Bali merupakan destinasi wisata utama.

"Saya masih mengkaji. Semua masih memberikan pendapat. Itu dikumpulkan dan dikaji," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI