Suara.com - PT PLN (Persero) akan terus mengebut penambahan pembangkit, transmisi, dan gardu induk untuk memberikan pelayanan prima serta kehandalan sistem sehingga tidak lagi ditemui daerah defisit listrik.
"Perusahaan akan terus memenuhi kebutuhan listrik di semua pelosok daerah termasuk di 3T yaitu terdepan, terluar, terdepan," kata Direktur Keuangan PT PLN (Persero) Sarwono Sudarto saat Dialog Nasional ke-9 Indonesia Maju di Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (31/3/2018).
Hadir dalam acara itu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sosial Idrus Marham dan ratusan warga Sragen.
Sarwono mengatakan, pemerintah memang tidak lagi menginginkan ada daerah yang defisit listrik, atau listriknya masih "byar pet", apalagi daerah yang belum teraliri listrik.
Sejak 2015 hingga 2017, katanya, PLN sudah menambah pembangkit sebanyak 7.969 MW, penambahan transmisi 9.490 kilometer, dan penambahan gardu induk 36.008 MVA.
Menurutnya, secara nasional rasio desa berlistrik hingga 2017 mencapai 97,10 persen, dengan tambahan desa berlistrik selama 2015-2017 sebanyak 6.145 desa.
Dikatakannya, perusahaan juga berhasil mengendalikan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) di tengah perubahan asumsi makro, serta kenaikan harga gas dan batubara meskipun sejak Juni 2017 terjadi kenaikan BPP karena harga energi primer yang masih berlanjut.
"Namun demikian, melalui efisiensi yang berlanjut tarif listrik tidak menambah beban pelanggan serta menjaga agar industri tetap kompetitif," katanya.
Dari sisi kemudahan mendapatkan listrik, perusahaan melakukan berbagai upaya peningkatan pelayanan memberikan akses lebih mudah kepada masyarakat.
Hal ini menjadikan Indonesia menduduki peringkat 38 pada 2018 dalam mendapatkan listrik seperti hasil survei terkait EoDB yang dilakukan Bank Dunia.