Suara.com - Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah saat ini tengah berupaya untuk mengurangi impor bahan bakar minyak.
Hal tersebut lantaran, Indonesia sudah sangat ketergantungan dengan impor tersebut sehingga harga BBM terus mengalami kenaikan jika harga minyak sedang tinggi.
“Kita harus segera mengurangi ketergantungan itu impor BBM masih tinggi,” kata Darmin di Kemenko Perekonomian Jakarta Pusat, Kamis (29/3/2018).
Salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut, Darmin mengatakan pemerintah akan mengembangkan kilang minyak untuk mendongkrak produksi minyak nasional.
Namun tak hanya soal minyak, pengembangan kilang-kilang juga untuk menghidupkan kembali industri petrokimia yang seakan-akan 'mati suri'.
“Kita memang harus dapat mengembangkan industri petrokimia di dalam negeri,” kata Darmin.
Kesempatan Indonesia mengembangkan industri ini, kata Menteri Darmin, sebenarnya sangat besar namun tidak dimanfaatkan sama sekali.
Industri ini, menurut Darmin, hingga ke hilir bisa mengeluarkan produk seperti pipa, plastik, polyester, hingga farmasi. Pemerintah kini berjuang keras agar ada investor masuk ke industri ini, terutama di Tuban dan Cilacap.
Sudah ada dua investor, yaitu perusahaan Rosneft dari Rusia yang tertarik mengembangkan industri di Tuban dan Arramco dari Arab Saudi yang ingin masuk ke Cilacap.
“Maka dari itu tadi saya minta stakeholder terkait masalah progress, hambatan, serta usulan insentif fiskal maupun nonfiskal untuk percepatan pembangunan kilang dibicarakan agar semua berjalan dengan baik,” katanya.