Suara.com - Mantan Wakil Presiden Indonesia Boediono meminta rezim Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kala mewaspadai krisis ekonomi.
Boediono bercerita, rezim Soeharto tampak tak sigap dalam empat bulan pertama krisis ekonomi gelombang pertama melanda Indonesia tahun 1998.
Alhasi, meski krisis tersebut sudah berlalu, eksesnya masih dirasakan pada era kekinian.
“Saya akui bahwa pada awal-awal krisis 1998, pemerintah kurang cepat dan salah mengambil kebijakan," kata Boedioni dalam paparannya di acara peluncuran buku laporan perekonomian 2017, Rabu (28/3/2018).
Baca Juga: Tarminah Tewas, Polisi Belum Tahan Pekerja Rusun Pasar Rumput
Karenanya, Boediono berharap Jokowi-JK lebih mewaspadai terjadinya krisis serupa. Meski begitu, ia membantah terdapat siklus 10 tahunan krisis ekonomi.
“Tidak ada itu seperti itu, itu (siklus krisis) hanya klenik,” ujarnya.
Menurutnya, krisis ekonomi disebabkan perilaku psikologis manusia. Sebab, faktor itulah yang paling menentukan bagaimana risiko krisis terjadi.
Selain itu, Boediono menilai tantangan paling mendasar Indonesia kontemporer adalah memperbaiki kinerja ekonomi secara menyeluruh.
“Perbaikan ini memerlukan hal dan langkah yang mendasar. Ini kembali pada pentingnya belajar dari pengalaman sejarah, apa yang kita alami, plus minusnya,” katanya.
Baca Juga: Menikmati Festival Seni Saat Libur Paskah di Jalanan Perth
Boediono berharap lingkungan dan suasana politik dalam jangka panjang, bisa diperbaiki untuk mewujudkan kebijakan ekonomi yang fokus dan berkelanjutan.