Suara.com - Pengembangan kopi arabika petani di kawasan Kecamatan Semende Darat Ulu (SDU) Muara Enim, terkendala benih.
Pasalnya, bibit kopi arabika harus didatangkan dari Pusar Penelitian Kopi dan Kakau (Puslit) Jember, Jawa Timur sehingga harganya cukup mahal. Harga bibit kopi arabika di Puslit tersebut mencapai Rp12 ribu per batang, belum termasuk biaya angkut dan resiko mati dalam perjalanan.
"Inilah yang menjadikan kita mengalami kesulitan untuk mengembangkan kopi arabika di kawasan Kecamatan SDU tersebut,” jelas Kepala Dinas Perkebunan Muara Enim, Mat Kasrun (27/3).
Menurutnya, pengembangan kopi arabika itu hanya bisa dilakukan di kawasan Kecamatan SDU. Karena letak geografis daerah tersebut sangat cocok itu jenis kopi arabika.
Baca Juga: Kopi Arabika Enrekang Masuk Pasar Internasional
Kopi arabika sangat cocok di daerah perbukitan dengan ketinggian di atas 1000 meter dari permukaan laut.
Saat ini, pihaknya berupaya membuat pembibit sendiri kopi arabika. Namun, untuk membuat pembenihan tersebut, perlu mendapatkan sertifikasi dari Puslit Kopi Kakau Jember.
"Inilah yang sedang kita usahakan untuk mendapatkan sertifikasi tersebut. Kemudian masalah ketersediaan lahan pembenihan yang diperlukan sekitar 1,5 hektare,” jelasnya.
Karena sulitnya mendapatkan bibit atau benih kopi arabika tersebut, pihaknya terpaksa menunda program peremajaan kopi di kawasan SDU. Program peremajaan kopi tersebut akan dilajutkan, jika ketersediaan bibit kopi arabika bisa terpenuhi dengan baik, sehingga tidak menyulitkan petani. [Andhiko]
Baca Juga: Petani Kopi Diminta Pertahankan Cara Budidaya Organik