Suara.com - Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH Zainul Majdi mengapresiasi aparatur pemerintahannya dan para petani yang mampu membawa NTB saat ini menjadi pengekspor jagung terbesar setelah Gorontalo dan Sulawesi Selatan.Nusa Tenggara Barat optimis mampu mencapai target ekspor jagung hingga 300.000 ton pada tahun ini. Sepertiganya atau sekitar 100.000 ton berasal dari Kabupaten Sumbawa.
"Ekspor jagung dari NTB ke Filipina ini membesarkan hati sekaligus membuktikan kontribusi positif provinsi NTB bagi pembangunan Nasional," kata Zainul Majdi melalui keterangan tertulisnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kunci kesejahteraan petani terletak pada peningkatan pendapatan petani. Pemerintah akan melakukan pelbagai kebijakan untuk mencapai tujuan itu.
"Ekspor ini adalah salah satu cara untuk mendapatkan harga yang pantas bagi petani NTB," sambung Gubernur lulusan Al Azhar Mesir itu.
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Dana Khusus Angkat Pendapatan Petani Perempuan
Sementara itu Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi yang hadir mewakili Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, NTB merupakan salah satu dari lima provinsi yang memiliki kapasitas produksi jagung terbesar.
Impor jagung untuk kebutuhan pakan ternak menunjukkan grafik yang terus berkurang. Pada 2015 kita masih impor 3,26 juta ton, tetapi pada 2016 sudah turun 62 persen menjadi 1,13 juta ton.
“Pada 2017 kita sudah sama sekali tidak impor jagung. Dan sekarang, Tahun 2018 kita gantian ekspor ke negara-negara tetangga," jelas Agung.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Sumbawa HM Husni Djibril mengatakan Kabupaten Sumbawa bertekad akan mampu mencapai target satu juta ton jagung pipilan sesuai arahan Gubernur NTB.
Nah, untuk mencapai target tersebut, lanjut dia, Sumbawa mempunyai Gemajipi (Gerakan masyarakat jagung integrasi sapi), sebuah instrumen kinerja terpadu yang dapat menggerakkan SDA dan SDM untuk mencapai tujuan bersama yakni memwujudkan Sumbawa menjadi Kabupaten berbasis Agroindustri.
Baca Juga: Buntut Serangan Salisbury, Petinggi Islandia Boikot Piala Dunia
"Basis komoditas utama Sumbawa adalah jagung. Dari jagung Sumbawa akan bangun banyak dryer dan silo yang dekat dengan lahan petani. Itu untuk memastikan hasil panen petani berkualitas grade A, bebas aflatoksin dan dapat disimpan dalam jangka waktu lama," terang Husni.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pemerintah akan membantu membuka pasar jagung baik domestik maupun ekspor agar harga jagung di Sumbawa terjaga baik.
“Bila perlu kita undang Feedmill untuk bangun di Sumbawa sekaligus investasi pabrik pengolahan pangan berbasis jagung,” imbuhnya.
Selain itu, menurut Husni, populasi sapi juga akan didorong di Sumbawa. "Petani jagung diedukasi untuk beternak sapi potong, karena daun dari tanaman jagung yang telah di panen bisa dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak," jelasnya merinci.
Pemerintah, kata Husni, telah membangun Rumah Potong Hewan (RPH) di Sumbawa yang akan dimodernisasi sesuai perkembangan daerah.
“Kita tidak hanya kirim sapi hidup ke luar daerah seperti yang selama ini telah dilakukan, tetapi juga sudah dalam potongan daging premium yang kami branding Sumbawa Beef,” jelasnya.
Pemkab Sumbawa memberikan dukungan penuh secara politik, dari mulai kebijakan anggaran pro petani hingga perubahan perilaku dan etos kerja petani di pelosok-pelosok desa agar siap dibawa ke arah yang lebih maju.
“Tentu saja Sumbawa tak mampu sendiri membangun, Pemkab membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat untuk membangun berbagai sarana pertanian, seperti dryer dan silo itu tadi sehingga efektif stok nasional dalam swasembada jagung,” sambung Bupati.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa, Tarunawan, menjelaskan target jagung yang akan diekspor tahun ini mencapai 35.000 ton. Selama tujuh tahun terakhir, baik luas tanam maupun produktivitas jagung melonjak pesat di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.