Suara.com - Pemerintah saat ini tengah menyiapkan sebuah dana khusus yang dialokasikan untuk mendukung proyek-proyek pemberdayaan ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat, termasuk bagi petani perempuan.
Dana khusus tersebut rencananya akan dikucurkan oleh Millennium Challenge Account Indonesia (MCA-Indonesia), yang merupakan lembaga wall amanat di bawah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas yang bertujuan mengentaskan kemiskinan.
Direktur Inklusi Sosial dan Gender MCA-Indonesia, Dwi Rahayu Yuliawati Faiz mengatakan, dana khusus tersebut sangat penting bagi para petani, khususnya bagi para petani perempuan di Indonesia.
Pasalnya, perempuan petani di Indonesia sekarang ini membutuhkan dukungan pendanaan untuk membantu pendapatan keluarga.
Baca Juga: Dirjen Tanaman Pangan Minta Bulog Agresif Serap Gabah Petani
"Selama ini, nasib pekerja perempuan petani sangat memprihatinkan. Upah mereka dibayar 50 persen dibanding pekerja pria, padahal beban kerjanya setara," tutur Dwi di Jakarta, Senin (26/3/2018).
Hal ini terlihat berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2013 menyebutkan, 7 juta orang atau 23 persen petani di Indonesia merupakan perempuan.
Sebagian besar petani perempuan adalah buruh tani yang hidup di bawah garis kemiskinan, karena mereka diupah hingga 50 persen lebih rendah daripada pria petani dengan jam dan beban kerja yang sama.
Lebih lanjut, Dwi mengatakan, perempuan petani dengan sedikit sentuhan investasi serta ditambah kapasitas pekerjaannya akan memberikan efek yang sangat luar biasa bagi mereka.
Selama ini, perempuan petani diperkerjakan untuk sekadar membantu, bukan bagian dari pekerjaan utama.
Baca Juga: Petani Gorontalo 'Teriak' Pupuk Langka dan Persediaan Terbatas
Padahal, perempuan petani memiliki potensi besar, namun selama ini terhambat oleh rendahnya akses terhadap aset, pelayanan publik, dan proses pengambilan keputusan.