Indonesia Ekspor Perdana Nugget 6,5 Ton ke Jepang

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 24 Maret 2018 | 21:00 WIB
Indonesia Ekspor Perdana Nugget 6,5 Ton ke Jepang
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita. [Dok Kementerian Pertanian]2
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada Kamis (22/3/2018), Kementerian Pertanian berhasil mendorong ekspor perdana salah satu komoditas strategis protein, yakni nugget. Nugget sendiri merupakan produk turunan dari daging ayam Indonesia. Ekspor nugget tersebut tidak main-main karena ekspor ini dilakukan ke Jepang, negara yang terkenal memiliki standar tinggi dunia untuk pangan.

Salah satu yang nampak begitu sumringah adalah Direktur Jendral Peternakan Dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Dirjen PKH Kementan), I Ketut Diarmita. "Kita mampu melepas ekspor perdana dengan jumlah sekitar 6,5 ton ke Jepang," papar Dirjen dengan rasa bangga dalam keterangan tertulis, Jumat (23/3/2018).

I Ketut Diarmita layak bangga. Betapa tidak. Terwujudnya ekspor ini tidak terlepas dari dukungan dan kerja keras Kementerian Pertanian, khususnya Direktorat Jendral (Ditjen) PKH. Ditjen PKH selaku Otoritas Veteriner telah berhasil memastikan produk yang akan dikirim ke Jepang merupakan produk unggas yang berasal dari peternakan yang bebas dari paparan penyakit flu burung Avian Influenza (AI).

“Produk yang diekspor ini berasal dari peternakan ayam yang telah mendapatkan Sertifikat Kompartemen bebas penyakit AI dari Kementerian Pertanian, melalui Direktorat Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan kesehatan Hewan,” papar I Ketut Diarmita berseri.

Selain itu, karena nugget merupakan produk olahan, I Ketut Diarmita menambahkan bahwa daging ayam olahan tersebut dipotong dan diproses dengan menggunakan fasilitas yang telah disetujui oleh pemerintah. "Kondisi kebersihan dan kesehatannya haruslah sesuai dengan regulasi di Indonesia dan standar dunia," ungkapnya menjelaskan kunci keberhasilan ekspor tersebut.

I Ketut Diarmita menambahkan bahwa sesudah ini, ada lagi rencana ekspor nugget ke negara tetangga, yakni Timor Leste.

Bagi Indonesia sendiri, ekspor nugget tersebut sangat berarti dan memiliki arti penting. Pertama, ekspor ini membuktikan bahwa Indonesia mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi, khususnya untuk perunggasan. Produk unggas Indonesia dapat menembus pasar Jepang. Sudah diketahui dunia bahwa Jepang sudah lama terkenal sebagai negara yang memegang prinsip keamanan pangan yang sangat tinggi.

Eksportir Indonesia, dalam hal ini untuk nugget, telah mampu melewati audit ketat dari Chief Veterinary Officer - Ministry Of Agriculture Forestry and Fisheries Jepang (CVO-MAFF). Sebelumnya di Indonesia, perusahaan tersebut juga telah memenuhi persyaratan aspek keamanan pangan dan mendapatkan Sertifikasi NKV (Nomor Kontrol Veteriner) dari Ditjen PKH Kementan,” jelas I Ketut Diarmita.

Dari sini bisa dilihat bahwa keberhasilan Indonesia menembus keketatan standard Jepang tidaklah mudah. Keberhasilan ini tentunya patut dicatat dalam sejarah perunggasan Indonesia.

Kedua, seperti yang sudah disebutkan di atas, nugget adalah produk olahan, bukan produk mentah. Ekspor produk olahan tentu saja lebih bergengsi, selain tentunya memiliki nilai tambah yang lebih tinggi. Perlu tingkatan yang lebih mumpuni untuk menghasilkan produk olahan dibandingkan hanya mengekspor dalam bentuk mentah. Oleh karenanya, dengan ekspor nugget ini Indonesia telah membuktikan diri mampu memberikan nilai tambah dengan standar tinggi bagi komoditasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI