Bangun Bandara Buleleng, Gubernur Bali Pakai Konsultan Bank Dunia

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 22 Maret 2018 | 14:59 WIB
Bangun Bandara Buleleng, Gubernur Bali Pakai Konsultan Bank Dunia
Lokasi pembangunan bandara baru di Kabupaten Pandeglang, Banten. [Dok Kementerian Perhubungan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan tim konsultan yang ditunjuk oleh Bank Dunia menyetujui untuk kembali mengadakan survei terkait rencana pembangunan bandar udara baru di kawasan utara Pulau Dewata, yakni Buleleng.

"Saya jelaskan panjang lebar, akhirnya mereka mengerti. Saya katakan coba survei sekali lagi dan mereka setuju untuk datang lagi ke Bali," kata Pastika setelah menghadiri Sidang Paripurna DPRD Bali, di Denpasar, Bali, Kamis (22/3/2018).

Menurut dia, tentu saja survei yang akan dilakukan oleh Konsultan Bank Dunia itu harus lebih komprehensif dengan melibatkan jajaran pemerintah, DPRD, tokoh masyarakat, akademisi, maupun berbagai lembaga terkait.

Orang nomor satu di Bali itu berpandangan survei yang dilakukan sebelumnya oleh mereka itu tidak lengkap, yang salah satu hasilnya menyebut bahwa pembangunan bandara baru di Kabupaten Buleleng itu tidak layak.

"Mereka melakukan studi tanpa melibatkan provinsi dan tokoh-tokoh masyarakat. Dari Universitas Udayana yang memang dilibatkan hanya satu orang, itupun atas nama perorangan dan bukan atas nama pemerintah," ucapnya.

Demikian juga perwakilan Pemprov Bali yang diundang hadir dari Dishub dan Bappeda, tetapi pejabat tersebut bukan orang yang berwenang menentukan kebijakan apapun, serta memang mereka tidak diberi kesempatan berbicara.

"Belum lagi kalau bicara dari perizinan, kalau melakukan penelitian harus ada izin dari provinsi, kalau scope-nya antarkabupaten dan sebagainya. Apalagi ini adalah proyek yang sangat strategis, seharusnya melibatkan kita, minta izin dari kita dulu, mendapat penjelasan dulu dari kita dan kalau perlu melibatkan kita," ujarnya.

Selain itu, Pastika juga menyesalkan karena sebelumnya yang dipakai data sekunder oleh tim survei Konsultan Bank Dunia itu adalah data tahun 2015, yang kondisinya sudah banyak terjadi perubahan.

"Saya katakan masalah airport ini kita sudah mulai memimpikannya puluhan tahun lalu karena melihat ketimpangan yang sangat mencolok, baik dari segi kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya," katanya.

Selain itu, ujar Pastika, pada survei yang telah dilakukan tim tersebut tidak hanya fokus mengenai rencana pembangunan bandara di kawasan Bali utara itu. Namun juga dari sisi infrastruktur Bali yang lainnya seperti jalan, pelabuhan, kereta api dan sebagainya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI