Skimming Terjadi Lagi, DPR Minta Bank Segera Lakukan Ini

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 22 Maret 2018 | 10:25 WIB
Skimming Terjadi Lagi, DPR Minta Bank Segera Lakukan Ini
Mesin ATM BRI di Pasific Place, Jakarta Selatan. [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota Komisi XI DPR RI Donny Imam Priambodo mengatakan kasus pembobolan dana nasabah perbankan melalui teknik skimming menjadi pekerjaan rumah yang serius. Ini peringatan bagi industri perbankan agar lebih maksimal menjaga keamanan dana nasabahnya.

"Ya muncullnya kasus skimming yang terjadi akhir - akhir ini menunjukkan perbankan harus lebih hati-hati lagi," kata Donny saat dihubungi Suara.com, Kamis (22/3/2018).

Dalam panduan berjudul “ATM Card Skimming & PIN Capturing: Customer Awareness Guide” yang dirilis Commonwealth Bank of Australia, skimming merupakan metode yang digunakan pelaku kriminal untuk mengambil data yang terekam dalam magnetic stripe atau pita magnetik yang ada di belakang kartu ATM/Debit/Kredit.

Secara sederhana, skimming adalah teknik foto copy data yang ada di kartu ATM korban. Tujuannya untuk membuat kartu ATM/Debet/Kredit bisa identik sehingga bisa bertransaksi secara "resmi" tanpa sepengetahuan pemiik dari pemegang kartu ATM.

Donny mengatakan bahwa sepengetahuan dirinya, beberapa bank sudah melakukan antisipasi untuk pencegahan praktik skimming. Sayangnya, upaya ini baru dilakukan di berbagai kantor cabang di kota-kota besar seperti Jabodetabek. "Sepertinya di kota-kota kecil, upaya ini belum dilakukan," ujar politisi Nasdem tersebut.

Oleh sebab itulah Donny mendesak industri perbankan segera mengganti kartu ATM dari teknologi pita magnetik ke chip. Upaya ini diyakininya akan mempersulit ruang gerak pelaku kejahatan perbankan melalui skimming.

"Kalau sudah lewat chip, nggak perlu lagi digesek melalui mulut di mesin ATM. Saya kira ini akan membantu mencegah terjadinya skimming," tutupnya.

Sebagaiman diketahui, rekening sejumlah nasabah BRI asal Kecamatan Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur, berkurang secara misterius hingga 14 Maret 2018. Padahal, para pemilik rekening itu mengaku tak melakukan transaksi keuangan apapun.

Polisi akhirnya membekuk para pelaku skimming yang berjumlah lima orang yang terdiri dari tiga warga negara Rumania, seorang warga negara Hungaria, dan seorang warga negara Indonesia (WNI). Akibat kejadian ini, BRI memberi ganti rugi dengan total Rp145 juta terhadap 33 nasabah yang rekeningnya bobol.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI