Namun demikian,Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan pembatasan kegiatan usaha dan pencabutan izin usaha beberapa perusahaan pembiayaan. Kondisi ini mengakibatkan kerugian bagi stakeholder. Untuk menghindari hal tersebut, perusahaan pembiayaan seyogyanya meningkatkan kinerja, etika bisnis dan praktek Good Corporate Govermece (GCG).
Selain itu, seiring perkembangan teknologi informasi, maka perusahaan pembiayaan harus melihat financial technology (fin-tech) bukan sebagai gangguan (distruption), melainkan sebagai peluang pertumbuhan bisnis.
Hal lain yang menjadi perhatian adalah perkembangan pembiayaan industri otomotif yang sangat terkait dengan pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor.
Data menunjukan pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor roda empat hanya sebesar 1,6persen atau 1.079 juta unit. Sedangkan pertumbuhan penjualan roda dua negatif 0,76persen atau 5,8 juta unit dibandingkan penjualan kendaraan bermotor roda dua tahun 2016 yaitu sebanyak 5,9 juta unit.
Baca Juga: Tips BRI Agar Nasabah Tak Kena Skimming
Walau berdasarkan data tersebut di atas masih jauh bagi kita untuk menyimpulkan bahwa industri otomotif Indonesia sudaj jenuh atau mencapai titil klimaks. Kita bisa mengatakan bahwa perusahaan pembiayaan harus mencari alternative bisnis pembiayaan baru, segmen baru dan pasar baru.
Menghadapi tiga isu tersebut, yaitu etika bisnis-GCG, perkembangan IT, dan diversifikasi, industri perusahaan pembiayaan memerlukan forum dalam rangka menjawab tantangan dan menemukan solusi industri ini semakin kuat dan tumbuh berkelanjutan pada tahun-tahun mendatang.
Selain itu, perusahaan pembiayaan rekanan BRI yang saat ini berjumlah 31 perusahaan dengan kualitas kredit sangat baik, antara lain PT. BFI Finance, PT. Andala Finance, PT. Finansia Multifinance dan beberapa perushaan lain juga hadir.
Direktur Bisnis Konsumer PT BRI Handayani mengatakan industri multifinance berkomitmen mengembangkan industri multifinance, industri mobil dan motor.
"Tidak hanya pembiayaan konsumen tetapi juga pembiayaan rumah dan lain-lainnya," ujar Handayani.
Baca Juga: Demi Hidup Mewah, Kasir BRI Tilap Bantuan Siswa Miskin Rp725 Juta
Sementara itu, Ketua APPI Bambang Suwandi Wiranto menyampaikan penguatan etika bisnis dan good corporate governance (GCG) di perusahaan pembiayaan demi mencegah praktek double financing, dummy AR dan side streaming.