Tahun Ini BJB Syariah Bidik Pembiayaan 1.600 Rumah Bersubsidi

Selasa, 20 Maret 2018 | 11:59 WIB
Tahun Ini BJB Syariah Bidik Pembiayaan 1.600 Rumah Bersubsidi
Tahun ini BJB Syariah membidik pembiayaan 1.600 rumah bersubsidi. (Sumber: Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bank BJB Syariah menargetkan mampu membiayai kredit pemilikan rumah (KPR) Sejahtera  1.600 unit atau sekitar Rp160 miliar tahun ini. Direktur Bank BJB Syariah, Indra Falatehan, mengatakan, pihaknya sudah ditunjuk oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai salah satu bank pelaksana penyaluran KPR Sejahtera atau hunian bersubsidi melalui skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).

“Kami menargetkan bisa membiayai sekitar 1.600 rumah. Itu sekitar Rp160 miliar. Kami sudah menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian PUPR akhir tahun lalu,” ujar Indra, dalam keteranganya di Bandung, Jawa Barat,  Rabu (14/3/2018).

Ia menambahkan, pembiayaan hunian bersubsidi ini sudah sejalan dengan program pemerintah dalam penyediaan rumah dengan harga terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Apalagi, lanjut Indra, jumlah kebutuhan hunian di Jawa Barat masih tinggi.

“Mudah-mudahan kami bisa membantu MBR memiliki hunian yang terjangkau,” harapnya.

Pada akhir Desember 2017, Bank BJB Syariah bersama sejumlah bank pelaksana lain meneken nota kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerjasama Operasional (PKO) mengenai penyaluran KPR Sejahtera FLPP 2018.

Kementerian PUPR melalui Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Ditjen Pembiayaan Perumahan, pada 2018 akan menyalurkan KPR Subsidi melalui program FLPP bagi  MBR sebanyak 42.326 unit rumah.

Dari rencana itu, dana yang disalurkan sebesar Rp4,5 triliun, yang terdiri Rp2,2 triliun berasal dari DIPA dan Rp2,3 triliun dari optimalisasi pengembalian pokok.

Indra mengatakan, Bank BJB Syariah masuk dalam lima besar yang mendapatkan porsi banyak untuk menyalurkan KPR Sejahtera. Berdasarkan data Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI), saat ini Indonesia kekurangan atau defisit pemenuhan rumah yang mencapai 11 juta unit.

Selain pembangunan hunian oleh  swasta, peran pemerintah melalui penyediaan rumah bersubsidi sangat diperlukan untuk mengurangi angka defisit tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI