Izzuddin menambahkan bahwa total investasi untuk membangun megaproyek kilang Pengerang mencapai 27 miliar dolar AS atau sekitar Rp365 triliun. Sebagian besar kebutuhan dananya diambil dari anggaran belanja modal (Capex) Petronas.
Petronas membuka opsi kerja sama pendanaan dengan pihak lain termasuk dengan Saudi Aramco yang disebut-sebut berminat ikut mendanai proyek tersebut.
"Rencana kerja sama (Saudi Aramco) itu masih berjalan tetapi belum final," katanya.
Namun ia memastikan bahwa Saudi ikut memasok kebutuhan minyak mentah bagi kilang Pengerang.
"Untuk pasokan crude kilang Pengerang, selain domestik juga diimpor dari sejumlah negara termasuk Saudi Arabia," katanya.
Keberadaan kilang Pengerang diperkirakan bakal membuat Johor yang berbatasan dengan Singapura, sebagai pusat kilang minyak dan petrokimia di Asia Tenggara. Apalagi di kawasan selatan Johor, Petronas juga berencana mengembangkan megaproyek lainnya bernama Pengerang Integrated Petroleum Complex (PIPC). (Antara)