Di KTT ASEAN-Australia, Jokowi Soroti Kecenderungan Perang Dagang

Minggu, 18 Maret 2018 | 12:35 WIB
Di KTT ASEAN-Australia, Jokowi Soroti Kecenderungan Perang Dagang
Presiden Joko Widodo di Sidang Pleno KTT Istimewa ASEAN-Australia di International Convention Centre, Sydney, Minggu, (18/3/2018). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo menyoroti kecenderungan proteksionisme ekonomi dan bahkan perang dagang yang didengungkan oleh sejumlah negara. Dia mengatakan bahwa perdagangan bukanlah zero-sum game dan hendaknya tidak dilihat dari perspektif menang-kalah.

"Kemitraan ASEAN-Australia harus dapat menjadi contoh sebaliknya. Menjadi contoh bahwa kerja sama ekonomi dapat saling menguntungkan. Menjadi contoh sebuah kemitraan yang membawa kebaikan bagi dunia," kata Jokowi dalam pidatonya di Sidang Pleno KTT Istimewa ASEAN-Australia di International Convention Centre, Sydney, Minggu, (18/3/2018).

Kerja sama ekonomi ASEAN-Australia memiliki nilai strategis. Perjanjian perdagangan bebas antara ASEAN, Australia, dan Selandia Baru disebut Jokowi sebagai perjanjian paling maju bagi ASEAN.

"Kita catat bahwa ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement memiliki tingkat liberalisasi barang rata-rata 93,5 persen," ujar dia.

Baca Juga: Jokowi Hadiri Sidang Pleno KTT Istimewa ASEAN-Australia

Oleh karena itu, Jokowi mengatakan ASEAN-Australia juga harus menjadi lokomotif sistem perdagangan bebas yang terbuka dan adil di kawasan. Komitmen ini, lanjut dia, harus dipertegas di kawasan yang lebih luas.

"Regional Comprehensive Economic Partnership Agreement (RCEP) adalah pertaruhan komitmen kita terhadap sistem perdagangan multilateral di kawasan yang saling menguntungkan semua pihak. Saya ulangi, kemitraan yang menguntungkan semua pihak. Oleh karena itu kita harus kuatkan komitmen untuk menyelesaikan perundingan RCEP di tahun 2018 ini," katanya.

" Tentu dalam sebuah kesepakatan tidak semua yang kita inginkan dapat kita capai. Inilah sesungguhnya makna dari kerja sama, pendekatan win-win dan bukan zero-sum," lanjut dia.

Menurut dia, RCEP dapat menjadi pakta perdagangan bebas terbesar dunia. RCEP mewakili hampir setengah populasi dunia, 31,6 persen dari Gross Domestic Product (GDP) global dan 28,5 persen dari perdagangan dunia. Di saat yang sama, kata dia, RCEP akan menjadi antitesa gerakan proteksionisme global.

"Ke depan ASEAN-Australia harus terus menjadi jangkar bagi sistem perdagangan bebas yang terbuka dan adil demi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat kita di kawasan," tutur dia.

Baca Juga: Kriteria Cawapres, Gus Sholah: Jokowi Harus Gandeng Tokoh Islam

Masih dalam rangkain kunjungan ke Australia, Jokowi menilai Kerjasama ASEAN-Australia selama 44 tahun terakhir telah berkontribusi membangun ekosistem kawasan Asia Tenggara yang damai, stabil, dan sejahtera. Hal itu disampaikan Jokowi dalam pidatonya di Pertemuan Retreat KTT Istimewa ASEAN-Australia, di Admiralty House, Kirribilli.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI