Gibran Rakabuming, Anak Presiden yang Berjualan Martabak Manis

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 17 Maret 2018 | 19:36 WIB
Gibran Rakabuming, Anak Presiden yang Berjualan Martabak Manis
Pengusaha muda Gibran Rakabuming di Menteng, Jakarta Pusat. [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjadi anak Presiden Republik Indonesia mungkin adalah impian banyak sekali anak muda di tanah air. Segala kemudahan hidup, termasuk dalam urusan membangun bisnis diyakini akan cepat diraih.

Namun hal ini tak berlaku bagi Gibran Rakabuming. Putera sulung Presiden Joko Widodo tersebut justru telah terbiasa hidup mandiri sejak awal. Termasuk dalam urusan membangun bisnis kuliner Markobar.

Gibran Rakabuming lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1 Oktober 1987 dari pasangan Joko Widodo dan Iriana. Ia kakak dari Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangarep.

Setahun usai Gibran lahir, Jokowi kemudian memberi nama perusahaan miliknya dengan nama Gibran, yaitu CV Rakabu yang bergerak dalam usaha mebel.

Gibran Rakabuming menghabiskan masa kecilnya di kota kelahirannya. Setelah lulus SMP, Gibran memutuskan menempuh pendidikan SMA di luar negeri, yaitu Orchid Park Secondary School, Singapura. Setelah lulus SMA, Gibran meneruskan studinya ke Management Development Institute of Singapore (MDIS) dan University of Technology Insearch, Sydney, Australia dan lulus pada tahun 2010.

Dengan demikian, Gibran tinggal di luar negeri hampir delapan tahun. Kondisi ini membuat dirinya tumbuh mandiri karena telah terbiasa jauh dari kedua orangtuanya.

Saat ia hidup di luar negeri, ayahnya Jokowi memutuskan terjun dalam dunia politik. Pada tahun 2005, Jokowi terpilih menjadi walikota Solo periode 2005-2010. Sekembalinya ke Indonesia, ayahnya mengalami kenaikan jabatan. Mulai dari walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga Presiden RI ke7, periode 2014-2019.

Namun, bagi Gibran, peristiwa ini tak menghalangi dirinya untuk hidup mandiri dan berusaha dengan keringat sendiri.Ia tak pernah mau memanfaatkan posisi orang tuanya. Gibran justru memilis merintis bisnis dari bawah.

Sekembalinya ke tanah air, Gibran merintis bisnis catering Chilli Pari pada Desember 2010. Berkat usahanya tersebut, ia pun dipercaya sebagai ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJBI) Kota Solo. Ia juga mendirikan House of Knowledge yang berfungsi untuk melatih karyawan-karyawan lepas catering Chilli Pari terutama dalam berbahasa Inggris.

Kini Chili Pari kini tidak terbatas pada katering saja, tetapi juga wedding organizer hingga pengadaan suvenir, undangan, dan foto pre-wedding.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI