Agar tidak kaget ketika periode bunga tetap berakhir, Anda perlu mendapatkan informasi jelas berapa tingkat bunga mengambang di bank tersebut ketika mengambil KPR.
Dari informasi itu, Anda bisa membuat prediksi sederhana, seberapa tinggi kemungkinan floating rate bank tersebut akan naik. Mengutip data BI, suku bunga dasar kredit KPR di bank saat ini berkisar 7,22 persen-15,57 persen.
Suku bunga ini dipengaruhi oleh bunga acuan BI, inflasi dan tingkat supply-demand KPR di pasar. Bila tren bunga acuan diprediksi terus melandai di masa mendatang, memilih bunga mengambang bisa jadi lebih menguntungkan.
3. Penghitungan cicilan
Sebelum terpikat promo KPR, pastikan kamu sudah mengetahui hitungan bunga KPR yang ditawarkan oleh bank. Bunga KPR di bank pada umumnya memakai hitungan bunga efektif, apakah itu berjenis fixed rate maupun floating rate. Penghitungan bunga efektif berarti, besar bunga dikenakan sesuai posisi saldo utang terakhir.
Dalam KPR, rasio antara bunga dan pokok utang harus berbentuk piramida terbalik. Maksudnya, semakin lama beban bunga akan mengecil seiring pokok utang yang terus berkurang. Pastikan kamu mendapatkan simulasi hitungan cicilan KPR dan bandingkan dengan tawaran KPR dari bank lain dengan skema berbeda.
4. Siapkan antisipasi
Skema bunga tetap KPR menguntungkan dari sisi psikologis, yakni kepastian beban bunga yang ditanggung oleh nasabah. Namun, supaya Anda tidak kaget ketika masa bunga tetap berakhir, usahakan melakukan persiapan dana. Bisa berupa dana darurat yang bisa Anda kumpulkan mulai sekarang.
Anda bisa menyisihkan sebagian penghasilan di produk investasi dengan imbal hasil cukup stabil seperti deposito, reksadana pasar uang atau pendapatan tetap.
Jadi, ketika kelak masa bunga tetap berakhir dan bunga mengambang berlaku, Anda memiliki cadangan dana mencukupi untuk membayar cicilan saat bunga ternyata melonjak tinggi.