Jokowi Sindir Perbankan Indonesia Tak Berani Ambil Risiko

Kamis, 15 Maret 2018 | 13:34 WIB
Jokowi Sindir Perbankan Indonesia Tak Berani Ambil Risiko
Presiden Jokowi didampingi Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo di Gowa, Sulawesi Selatan. [Foto Biro Pers Setpres]2
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo meminta industri perbankan nasional berani untuk mengambil risiko. Hal ini dikatakan Jokowi saat mengundang pimpinan bank umum di Indonesia.

"Yang ingin saya sampaikan hari ini adalah risiko yang paling besar dan gawat adalah kalau tidak berani mengambil risiko. Itu yang saya lihat di 2017," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (15/3/2018).

Menurut Jokowi, perbankan di Indonesia pada tahun 2017 lalu tidak berani mengambil risiko.

Akibatnya, pertumbuhan kredit hanya mencapai 8,24 persen. Angka tersebut jauh dari target yang sudah ditetapkan tahun lalu.

"Saya ingat waktu kita berkumpul disini saat itu target yang kita berikan adalah 9-12 persen. Kalau saya diberi angka 9-12 persen, yang saya ambil pasti angka 12 persennya. Kembali lagi, risiko yang paling besar adalah apabila kita tidak berani mengambil risiko," kata dia.

Jokowi mengatakan perbankan harus memiliki prinsip kerja yang prudent dan hati-hati. Menurutnya, apabila pebisnis tidak berani mengambil risiko, secara bertahap akan berakhir, alias bangkrut.

"Atau mungkin matinya akan pelan-pelan tapi juga mati. Tapi tetap mati. Itu di bisnis. Perbankan pun juga bisnis. Sementara kalau kita ambil risiko masih ada chance, masih ada kemungkinan," kata dia.

"Dan biasanya kemungkinan itu kalau kalkulasi dan perhitungan kita baik ya kemungkinan cukup baik untuk selamat. Ya karena yang namanya mengambil sebuah keputusan itu artinya mengambil sebuah risiko," tutur Jokowi menambahkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI