Suara.com - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera mengatakan korban kehilangan saldo itu semakin bertambah. Data awal yang ada, 33 nasabah telah menjadi korban.
Kini berkembang menjadi 87 nasabah. Kepolisian menyebut, sangat mungkin jumlah korban akan terus bertambah.
Terdata sementara, para korban merupakan nasabah BRI Unit Ngadiluwih sebanyak 33 orang dan Unit Purwokerto sebanyak 54 orang. Dua kantor unit BRI itu berada di Ngadiluwih.
BRI telah memblokir rekening semua korban.
Baca Juga: Dana Rekening Sejumlah Nasabah BRI di Kediri Dibobol
"Dan sangat mungkin bertambah lagi. Bisa ratusan korbannya, karena kasus ini sistem (BRI) yang diganggu," ungkapnya, Rabu (14/3/2018).
Secara terpisah, Kaolres Kediri Ajun Komisaris Besar Polisi Erick Hermawan menjelaskan Tim dari Subdit Perbankan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim telah berada di Kediri membantu menyelidiki. Selain polisi, tim dari BRI juga bergabung mengungkap apa yang sebetulnya terjadi.
"Subdit Perbankan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim sudah ada di Kediri. Dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) juga turun," katanya.
Dua kemungkinan penyebab uang para korban di BRI terdebet sendiri. Bisa jadi karena adanya tindakan kejahatan peretasan sistem informasi teknologi BRI, sehingga data nasabah dikendalikan oleh oknum tidak bertanggung jawab.
"Tapi kalau skimming kecil kemungkinan," ujar Erick.
Baca Juga: Penusuk Anggota Brimob di Kemang Diduga Pengunjung Kafe Dronk
Sementara itu, Kepala Cabang BRI Kediri Dadi Kusnadi mengatakan BRI masih melakukan penyelidikan terkait dengan saldo nasabah yang berkurang secara misterius. Namun, ia mengakui adanya aduan terkait dengan uang nasabah yang hilang.