Hari Darmawan, Mantan Jawara Ritel via Matahari Departmen Store

Adhitya Himawan Suara.Com
Minggu, 11 Maret 2018 | 07:06 WIB
Hari Darmawan, Mantan Jawara Ritel via Matahari Departmen Store
Hari Darmawan. [YouTube/Iwan Bonano Darmawan/screenshot]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pada tahun 1976, Hari Darmawan mulai membuka cabang tokonya di luar Jakarta yang diberi nama Sinar Matahari. Di tokonya tersebut, ia menjual beraneka ragam produk dari pakaian, alat elektronik, perhiasan, sepatu, kosmetik peralatan tulis hingga obat-obatan.

Kejayaan bisnis Matahari Department Store di tangan Hari Darmawan makin tak terbendung saat memasuki dekade 1990an. Pada masa itu, Matahari Department Store mengalami puncak kejayaan. Gencarnya pembangunan mal-mal baru di Jakarta membuat gerai gerai baru dari Matahari bermunculan. Pada tahun 1991, Hari berekspansi dengan membuka Supermarket Super Bazaar. Supermarket ini kemudian berganti nama menjadi Matahari Supermarket.

Namun pada dekade ini jugalah, Matahari Department Store akhirnya memiliki pesaing berat, yakni Ramayana Department Store milik Paulus Tumewu. Namu kemunculan para pesaing ini tak membuat membuat Hari Darmawan gentar. Ia justru semakin agresif dalam mengembangkan Matahari Department Store.

Hari Darmawan kemudian bekerja sama dengan Leisure & Allied Industries dari Australia membuka wahana bermain Timezone pada tahun 1994.Langkah ini dinilai menjadi sebuah terobosan yang bagus. Ia berhasil merebut hati para konsumen dalam hal ini para orang tua yang datang sebab mereka tak hanya berbelanja tetapi juga menyenangkan anak mereka di area bermain Timezone.

Walau demikian, melihat para pesaingnya semakin banyak, Hari Darmawan menjadi gencar dalam mencari dana segar untuk berinvestasi membuka gerai baru Matahari Department Store di berbagai pusat perbelanjaan yang baru dibangun. Ia kemudian menjual sejumlah sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan berhasil mendapatkan dana sekitar Rp400 miliar. Namun dana itu dirasa Hari tidak cukup untuk membangun 1000 gerai baru Matahari Department Store. Hari Darmawan lalu dikabarkan menerima tawaran pinjaman modal dari James Riady melalui Lippo Bank.

Saingan berat Matahari Department Store kala itu datang dari Wal-Mart, sebuah perusahaan ritel yang berasal dari Amerika. Namun di Indonesia, perusahaan ini berada berada dibawah kendali Lippo Group yang saat itu hinga kini dipimpin oleh James Riady seorang bankir muda anak yang merupakan dari Mochtar Riady.

Wal-Mart yang ketika itu dikendalikan oleh James Riady bersaing ketat head-to-head dengan Matahari Department Store milik Hari Darmawan di sejumlah mal. Demi membendung serangan para pesaingnya, Hari Darmawan membuka Mega Matahari (Mega M). Perusahaan Matahari Department Store milik Hari Darmawan tumbuh pesat meninggalkan para pesainnya dengan berhasil meraup omset senilai Rp2 triliun. Matahari pada masa itu dan dianggap sebagai perusahaan ritel terbesar di Indonesia.

Matahari Department Store Dijual ke Lippo Group

Pada tahun 1996 saat Matahari Department Store berada di puncak kejayaan bisnis, muncul kabar yang sangat mengejutkan. Hari Darmawan diberitakan setuju menjual sebagian besar saham Matahari Department Store ke James Riady melalui Lippo Group. Tak ada penjelasan resmi yang pasti. Namun diduga Hari Darmawan mengambil pilihan ini karena terlilit utang kepada Lippo Group yang hampir mencapai Rp1 triliun rupiah.

Walau sudah dicaplok Lippo Group, Hari Darmawan masih menjadi Presiden Direktur Matahari Department Store hingga tahun 2001.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI