WALHI Galang Kekuatan Perempuan Lawan Industri Tambang Batubara

Adhitya Himawan
WALHI Galang Kekuatan Perempuan Lawan Industri Tambang Batubara
Aksi Parade Juang Perempuan Indonesia di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (8/3).

Berbagai wilayah saat ini menghadapi ancaman industri keruk yang rakus tanah dan air.

Suara.com - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) menggalang kekuatan untuk menyuarakan perlawanan perempuan terhadap industri ekstraktif tambang, khususnya batubara dan PLTU batubara.

Hal ini disampaikan Khalisah Khalid, Kepala Departemen Kampanye dan Perluasan Jaringan Eksekutif Nasional WALHI dalam peringatan Hari Perempuan Internasional, di Jakarta, Kamis (9/3/2018).

Menurut Khalisah selain di Jakarta, berbagai aksi dan aktivitas Perempuan Bergerak Melawan Industri Ekstraktif Batubara telah dilakukan di berbagai wilayah yang saat ini menghadapi ancaman industri keruk yang rakus tanah dan air.

"Industri ini juga merampas ruang dan kedaulatan perempuan, antara lain di Bengkulu, Jambi, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Jawa Barat, kata Khalisah.

Baca Juga: Polusi Udara Jakarta Karena Batubara, Calon Pemimpinnya Bisa Apa?

Pilihan pembangunan yang berwatak patriarkal diwakili oleh industri tambang dan industri ekstraktif lainnya memiliki karakter eksploitatif terhadap sumber-sumber kehidupan.

Selain itu, tak jarang pula memarjinalisasi fungsi alam dan ekosistem bagi kehidupan, mengorbankan kepentingan kehidupan perempuan, meluluhlantahkan sumber-sumber kehidupan, dan menghancurkan kearifan tradisi dan budaya.

Belum lagi, penggunaan ilmu pengetahuan, teknologi dan sistem yang meminggirkan perempuan, dan kerap kali menggunakan kekuasaan yang berbasis pada kekerasan, hingga berujung pada konflik sumber daya alam.

Dari periode ke periode pemerintahan, watak dan pilihan pembangunan ekonomi ini tidak pernah berubah, kata dia.

Selain dampak buruk batubara dan PLTU batubara yang dialami oleh semua orang, ada dampak spesifik atau khusus yang dialami oleh perempuan.

Baca Juga: Sekelas Bahlil Lahadalia Catut Nama Jatam dalam Disertasinya dan Diuji Guru Besar UI

Di antaranya reproduksi perempuan yang hidup di sekitar wilayah tambang batu bara terancam akibat tercemarnya sumber air dari limbah tambang.