Suara.com - Bank BJB menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank BJB Tahun Buku 2017, di Ballroom Hotel Aryaduta, Bandung, (28/2/2018). Acara ini dihadiri oleh para pemegang saham dan jajaran direksi, serta dewan komisaris Bank BJB.
Pada 2017, Bank BJB berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp2,05 triliun, dengan penguatan NPL menjadi sebesar 1.51 persen dibanding tahun lalu yang sebesar 1,69 persen. Aset perseroan juga tembus menjadi Rp114,98 triliun dibanding tahun sebelumnya sebesar
Rp102,32 triliun.
Dana pihak ketiga yang diperoleh Bank BJB meningkat 11 persen y-o-y, atau mencapai Rp81,61 triliun. Total kredit yang sudah disalurkan Bank BJB hingga akhir 2017 mencapai Rp76,4
triliun, atau naik 11,14 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Adapun segmen kredit konsumer tercatat tumbuh sebesar 6,46 persen menjadi Rp47,1 triliun y-o-y. Selain itu, segmen komersial juga tumbuh signifikan sebesar 25,19 persen menjadi Rp13,6 triliun.
Selain kinerja keuangan, perseroan juga melaporkan pengelolaan perusahaan yang disesuaikan dengan POJK No. 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum dengan peringkat komposit 2 dalam Tingkat Kesehatan Bank. Hal ini tidak lepas dari pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris terhadap Direksi Perseroan yang selaras dengan visi dan misi Perseroan.
Atas hasil kinerja dan pengelolaan perseroan, RUPST menyetujui dan mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan periode 2017 dan pembayaran dividen sebesar 55 persen dari laba bersih tahun 2017, atau sebesar Rp875,58 miliar (Rp90,3 per lembar saham).
“Faktor utama yang menjadi penyumbang laba bersih Bank BJB berasal dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh sebesar 3,52 persen y-o-y. Penetapan dividen pay out ratio ini seiring dengan kinerja perusahaan yang semakin cemerlang dan tingginya rasio kecukupan modal. Besaran dividen tersebut telah memperhatikan kebutuhan perseroan dan sebagai bentuk apresiasi perseroan kepada pemegang saham atas kepercayaan dan dukungannya.,” ujar Ahmad Irfan.
Irfan juga menjelaskan soal penerbitan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan Bank BJB Tahap 1 2017 senilai 1,5 triliun dan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan Tahap 1 2017 senilai Rp1 triliun, dengan total Rp2,5 triliun, dimana sisanya sebesar Rp 301.150.000.000,-, yang rencananya akan digunakan tahun ini.
RUPST ini juga menyetujui perubahan Direksi, sehingga susunan Direksi Bank BJB menjadi sebagai berikut :
Direktur Utama : Ahmad Irfan
Direktur : Agus Gunawan
Direktur : Fermiyanti
Direktur : Nia Kania
Direktur : Suartini
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko : Agus Mulyana
Pada 2017 merupakan ajang pencapaian prestasi kinerja yang sangat memuaskan, sehingga Bank BJB mampu mempertahankan prestasi kinerja yang sangat baik dan mampu tumbuh di atas rata-rata industri perbankan nasional. Prestasi tersebut membentuk optimisme yang kuat bagi Bank BJB untuk pencapaian kinerja yang semakin tumbuh berkelanjutan di tahun 2018.
Memiliki image yang kuat sebagai bank umum yang sedang berkembang dengan pesat dan menjadi bank nasional, dengan memiliki sumber daya manusia dan teknologi informasi yang semakin baik dan berkembang, mampu membawa Bank BJB berada di posisi ke-12 dalam kelompok 115 perbankan nasional di Indonesia.