Diisukan Beli Bank Muamalat, Ini Jawaban Yusuf Mansur

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 01 Maret 2018 | 05:30 WIB
Diisukan Beli Bank Muamalat, Ini Jawaban Yusuf Mansur
Ulama kondang sekaligus pengusaha, Ustaz Yusuf Mansur di Jakarta. [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ustadz Yusuf Mansyur membantah dirinya sedang menyiapkan dana untuk menjadi investor PT Bank Muamalat Tbk.

Muamalat, bank syariah tertua di Indonesia, sedang melakukan "rights issue" atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan target perolehan dana Rp4,5 triliun guna memperkuat permodalan.

"Enggak ada. Enggak pernah bicara siapkan dana," kata Yusuf di Kantor Bank Muamalat, Jakarta, Rabu (28/2/2018).

Menurut Yusuf, saat ini fokus dirinya adalah dengan merangkul jamaah dan umat untuk membuka rekening tabungan secara bersama-sama di Bank Muamalat.

Selain itu, Paytren, perusahaan finansial berbasis teknologi (fintech) milik Yusuf juga akan bekerja sama dengan Muamalat. Namun skema kerja sama itu masih dibicarakan antara kedua pihak.

"Ini aja kalau lancar akan menjadi bantuan umat yang signifikan," ujarnya.

Yusuf, Rabu siang ini, mengerahkan ribuan jamaahnya untuk mendatangi kantor pusat Bank Muamalat, di Kuningan, Jakarta, guna bersama-sama melakukan pembukaan rekening.

Selain ribuan jamaah tersebut, Yusuf mengklaim sebanyak 2,2 juta pengguna Paytren juga akan bekerja sama dengan Muamalat.

Masing-masing pengguna Paytren, kata Yusuf, akan membuka rekening dengan saldo minimum Rp100 ribu.

Dengan begitu, hitungan kasarnya, Muamalat bisa mendapat Dana Pihak Ketiga (DPK) minimal Rp220 miliar hanya dari pembukaan rekening baru ini.

Ditemui ditempat yang sama, Direktur Utama Muamalat, Achmad Permana menjelaskan saat ini proses "right issue" masih berlangsung. Pihaknya menargetkan pada semester I ini Muamalat akan mendapatkan investor yang akan mengucurkan dananya bagi Muamalat.

"Semester I kita sudah dapat," ujarnya.

Muamalat sedang mencari investor untuk proses "rights issue", setelah PT. Minna Padi Investama yang sebelumnya sepakat menjadi pembeli siaga "rights issue" tidak mampu memenuhi kewajibannya sebelum tenggat waktu yang ditentukan.

Indikator kesehatan Muamalat memang tidak terlalu baik jika dilihat dari standar industri. Bank Muamalat harus bersih-bersih pembiayaan bermasalah atau "non-financing loan" (NFL). Per Kuartal III-2017 NPF Muamalat masih 4,5 persen.

Sedangkan rasio kecukupan modal (CAR) Muamalat per kuartal III 2017 di kisaran 11,5 persen. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI