Suara.com - Gigih dan tekun mungkin menjadi gambaran yang tepat bagi Anggun (24). Sejak usia muda, gadis kelahiran Aceh, 2 Februari 1994 ini sudah berani terjun ke dunia bisnis sebagai pengusaha online.
Menurut Anggun, apapun bisa menjadi “sesuatu” jika diperhatikan secara seksama dan tak menyerah untuk terus belajar melihat potensi pasar. Sejak dimulai tahun 2014 silam, kini Anggun telah sukses menjual camilan khas Aceh yaitu Pisang Sale secara online di Tokopedia.
“Saya sudah terbiasa diajarkan oleh Bunda untuk tidak bermalas-malasan. Jadi, jika kira-kira ada peluang, saya coba untuk manfaatkan. Apalagi sekarang semua sudah serba online, jadi semakin mudah untuk berjualan. Yang penting mau mulai aja dulu,” tutur Anggun dalam keterangan tertulis, Jumat (23/2/2018).
Melalui toko online-nya di Tokopedia yang bernama Peukan Online, Anggun memasarkan sale pisang basah, pisang rakit, dan sale pisang goreng yang diproduksi oleh ibunya sendiri. Selain aneka macam sale, Anggun juga menjalin kerja sama dengan beberapa mitra untuk menjual produk oleh-oleh lainnya khas Aceh, seperti kue keukarah, kopi gayo, hingga daun salam koja.
Dari bisnisnya online-nya, Anggun mampu meraih omset sebesar Rp15 juta per bulan. Ini belum termasuk bulan-bulan ramai, seperti bulan menjelang tahun baru atau hari raya. Jika sedang dalam bulan ramai, penghasilan Anggun bisa sampai dua kali lipatnya.
Bangkit Lewat Berjualan Online
Kesuksesan yang diraih Anggun saat ini bukan tanpa kerja keras. Anggun, dapat dikatakan telah melalui banyak kesulitan dan kepedihan. Tragedi tsunami Aceh pada tahun 2004 silam turut meluluhlantakan keluarganya. Anggun harus hidup terpisah dengan ibu dan kakak laki-lakinya, karena rumah mereka hancur diterjang tsunami. Saat itu, Anggun masih duduk di bangku SMP. Anggun ditempatkan di panti asuhan, sedangkan ibu dan kakaknya ditempatkan di barak pengungsi.
Kehidupan Anggun berputar 180 derajat, tetapi ia kemudian mulai bangkit dengan merintis kembali usaha sale pisang yang dijalankan keluarga. Bedanya, jika dahulu keluarga Anggun hanya memfokuskan diri pada proses produksi, kini pengemasan dan pemasaran pisang sale, semua dikerjakan secara mandiri oleh Anggun dan Ibunya.
“Tadinya sale pisang yang kami beri brand Rizki ini hanya dipasarkan ke toko-toko terdekat dan para tetangga saja,” cerita Anggun.
“Kemudian, waktu itu saya ada mendapat tugas kampus untuk berjualan secara online. Saat itu, di tahun 2014 di Aceh itu sedang tren sekali jual beli barang secara online di Tokopedia. Saya coba untuk buka toko juga di sana, dan ternyata responnya sangat baik. Yang tadinya hanya orang-orang sekitar rumah saja yang pesan sale pisang Rizki, sekarang kami juga dapat pesanan dari Maluku,” jelasnya.