Rizal Ramli Desak Pemerintah Terapkan Pricing Policy Pada Beras

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 24 Februari 2018 | 03:00 WIB
Rizal Ramli Desak Pemerintah Terapkan Pricing Policy Pada Beras
Rizal Ramli. (suara.com/Nikolaus Tolen)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ekonom senior Rizal Ramli mengatakan pemerintah harus menerapkan kebijakan harga (pricing policy) yang tepat terhadap sebagian produk pangannya terutama beras.

"Jadi ketika musim panen tiba, petani tidak akan berhadapan dengan penurunan harga yang membuat petani rugi," ujar Rizal Ramli dalam seminar nasional di Jakarta, Jumat (22/2/2018).

Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu mencontohkan kenapa pertanian Indonesia kalah dengan negara-negara di Asia Timur serta Asia Tenggara seperti Korea, Jepang, Malaysia dan Thailand.

Karena negara-negara itu pro dengan petani. Negara-negara tersebut menerapkan pricing policy. Mereka fokus dengan kebijakan harga agar para petani untung saat musim panen tiba.

"Selain pemerintahan negara-negara itu mengurusi soal-soal teknis seperti irigasi, bibit, maupun pupuk, mereka juga memikirkan bagaimana para petani itu untung," ujar dia.

Karena itu untuk memajukan sektor pertanian di dalam negeri, pemerintah harus memastikan para petani mendapatkan untung saat panen raya.

"Agar petani makmur dan daya beli lebih besar sehingga industri pertanian maju," kata dia.

Selain itu ia meminta pemerintah untuk membangun sawah baru seluas dua juta hektare.

"Bangun sawah baru itu di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, sebagian Sumatera, dan Membramo di Papua yang tanahnya sangat subur. Kalau 2 juta hektar, kita bisa bangun dalam kurun waktu tiga tahun," kata dia.

Apabila langkah tersebut dikerjakan, maka Indonesia bisa surplus beras sekitar 8 juta ton gabah.

"Jadi kalau ada el nino biasanya mengurangi 3 juta ton, kita masih ada surplus 5 juta ton," kata dia.

Surplus 5 juta ton itu bisa dijadikan kekuatan diplomasi oleh Indonesia untuk negara-negara lain.

"Kita bisa bantu negara-negara lain yang sedang membutuhkan dengan diplomasi pangan. Kalau kita kasih pinjam beras yang kita hasilkan, Indonesia bisa disegani," kata dia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI