Suara.com - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta meyakini dua kawasan industri yang disiapkan menyerupai "Silicon Valley" di Piyungan, Kabupaten Bantul dan Sentolo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta mampu menyerap puluhan ribu tenaga kerja.
"Saya yakin puluhan ribu tenaga kerja kalau benar-benar full, tapi ini khan bertahap," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Tri Saktiyana, di Yogyakarta, Kamis (22/2/2018).
Menurut Tri, berbagai produk seperti kerajinan, fesyen, animasi, hingga permainan (game) pada dua kawasan industri itu, diarahkan untuk menembus pasar ekspor dengan menerapkan prinsip "fair trade" atau perdagangan yang berkeadilan.
"Perdagangan yang fair itu mulai bahan bakunya berupa kayu harus bukan berasal dari hutan lindung, tetapi hutan industri," kata dia.
Proses produksi di kawasan industri yang dirancang untuk mengimplementasikan program Kemudahan Langsung Investasi Konstruksi atau "KLIK" tersebut, kata dia, dipastikan akan melibatkan masyarakat setempat.
"Harus ada keterkaitan dengan masyarakat sekitar, seperti membuat produk kerajinan. Pemotongan kayu bisa di kawasan industri, tetapi merangkainya bisa di rumah masing-masing," kata dia lagi.
Ia meyakini potensi perputaran uang di kawasan industri yang akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Maret 2018 itu mampu mencapai triliunan rupiah per tahun.
Sebelumnya, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY Budi Wibowo mengatakan luas lahan yang disiapkan untuk kawasan industri di Piyungan mencapai 335 hektare, sedangkan di Sentolo memiliki luas 50 hektare.
Kawasan itu diyakini mampu menyerupai "Silicon Valley" yang ada di California, Amerika Serikat yang akan menjadi pusat industri kreatif seperti fesyen, kuliner, kerajinan, animasi, dan game.
Apalagi, menurut dia, akan didukung dengan ketersediaan SDM yang potensial di DIY, khususnya dalam bidang industri kreatif.