Bertemu Donovan, Moeldoko Dorong Investasi AS Makin Besar

Selasa, 20 Februari 2018 | 10:52 WIB
Bertemu Donovan, Moeldoko Dorong Investasi AS Makin Besar
Dubes AS Joseph Donovan bertemu Kepala Staf Kepresidenen, Moeldoko. [Dok KSP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Duta Besar Amerika Serikat Joseph Donovan, Senin (19/2/2018), menemui Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Dubes Donovan mengungkapkan harapannya untuk mendongkrak nilai kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Amerika Serikat selama ini.

Dengan skala dan kekuatan ekonomi Indonesia yang sangat signifikan dalam kurun waktu terakhir, Donovan mengungkapkan terdapat banyak peluang yang dapat dilakukan. “Volume perdagangan Indonesia dengan AS hanyalah 1,5 lipat lebih besar dibandingkan dengan volume perdagangan AS dengan Vietnam,” ujarnya kepada Moeldoko.

Pada tahun 2017, nilai perdagangan antara AS dan Indonesia meningkat sebesar 7 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.  Moeldoko menegaskan bahwa Indonesia sekarang ini melakukan banyak investasi dan sekaligus pembenahan.

“Saat ini kita sudah membuat 15 paket kebijakan ekonomi yang sebagian besar adalah deregulasi dan penciptaan iklim investasi dan kemudahan berusaha. Oleh karena itu, saya berharap makin besar investasi AS di Indonesia,” kata Moeldoko.

Menjawab hal itu, Donovan secara terbuka menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan asal Amerika Serikat yang beroperasi di Indonesia adalah advokat yang baik yang dapat menggambarkan bagaimana berbisnis di Indonesia. “Perusahaan-perusahaan AS yang ada di Indonesia dapat menjelaskan bagaimana mereka menjalankan bisnis di Indonesia,” kata Donovan.

Ia menambahkan, perusahaan yang sudah beroperasi di Indonesia dapat menjelaskan dan mengajak perusahaan perusahaan asal AS lainnya yang tertarik berinvestasi di Indonesia. Akan tetapi jika iklimnya tidak kondusif, misalnya mereka menemukan kesulitan atau menghadapi peraturan yang berbelit-belit, atau peraturan yang berubah-ubah, itu akan membuat kesan yang negatif pula.

Sebagai gambaran, tingkat kemudahan berusaha (Ease of Doing Business) di Indonesia memang meningkat cukup tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun, Presiden Jokowi sendiri masih merasa bahwa Indonesia harus bisa melompat lebih tinggi dengan melakukan sejumlah deregulasi.

Demikian pula dalam hal daya tarik investasi, di mana Indonesia sekarang ini berkategori layak investasi berdasarkan penilaian yang dibuat oleh berbagai lembaga pemeringkat investasi internasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI