Ke depannya Banten dan Jakarta akan menjadi satu kawasan megapolitan, hal ini telah diantisipasi Ciputra Group yang tidak sekedar membangun hunian berkonsep TOD tetapi juga berencana mengembangkan kota baru di Maja.
Sedangkan Vice President INTA, Pingki Elka Pangestu mengatakan, akan ada perubahan yang luar biasa apabila jaringan LRT dan MRT beroperasi penuh, tentunya perlu disiapkan perencanaan yang matang agar jangan sampai menimbulkan persoalan baru.
Seperti stasiun Dukuh Atas Sudirman apabila nantinya semua jaringan angkutan sudah terkoneksi dan beroperasi penuh seharusnya sudah mulai dipikirkan manajemen lalulintas manusia karena dipastikan akan ada jutaan orang yang akan keluar masuk stasiun tersebut, jelas Pingki.
Kemudian untuk hunian berkonsep TOD juga harus dipikirkan mengenai fasilitas umum seperti sarana ibadah, sekolah, termasuk kalau ada warga yang sakit atau meninggal bagaimana prosedurnya agar jangan sampai menimbulkan problem kemacetan lalulintas baru, jelas dia.
Pingki mengatakan, dalam seminar sengaja turut mengundang ahli transportasi dari luar negeri untuk ikut berbagi mengenai pengembangan jaringan MRT/ LRT termasuk pembangunan berkonsep TOD.
Pingki mengatakan sepertihalnya di Indonesia pembangunan MRT/ LRT dan TOD diserahkan sepenuhnya kepada BUMN.
Lebih jauh Budiarsa mengatakan perlunya pemerintah memikirkan bagaimana menangkap nilai manfaat jangka panjang dari semua proyek infrastruktur strategis bagi pengembangan kawasan dan pemenuhan rumah yang terjangkau.
"Nilai manfaat proyek infrastruktur seharusnya dapat dikelola dan dinikmati oleh semua lapisan masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan," ungkap Budiarsa.
Dia meyaini proyek infrastruktur strategis menciptakan multiplier effect yang menggerakan pertumbuhan ekonomi negara dan menciptakan hilirisasi investasi baru, seperti: kota baru, kota LRT, aero-polis, kawasan wisata terpadu, program satu juta rumah dan lainnya. (Antara)