Suplai Beras Pasar Induk Cipinang, 1.000 Ton Jadi 5.000 Ton

Siswanto Suara.Com
Selasa, 13 Februari 2018 | 13:31 WIB
Suplai Beras Pasar Induk Cipinang, 1.000 Ton Jadi 5.000 Ton
Ilustrasi sawah [Kementan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Foot Station Arief Prasetyo mengatakan bahwa saat ini stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang masih menggunakan beras lokal, beras impor belum ada masuk ke Cipinang.

Arief berharap panen saat ini yang sedang berlangsung lancar.

"Saya sudah melihat panen di Demak, Kudus, Karanganyar, Banyuasin. Bahkan semua Jawa Tengah sedang panen, memang hasil panenannya lebih banyak mengisi gudang daerah setempat," kata Arief.

Senin kemarin,  beras masuk ke Cipinang sebanyak 5.000 ton yang sebelumnya 1.000 ton. Artinya, berangsur ada peningkatan. Beras dari panen raya petani di Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah mulai masuk ke pasar lokal, pasar di Karawang maupun ke PIBC.

"Kini sudah waktunya mengisi pasar dan gudang-gudang dari hasil panen raya padi," kata Arief.

Sehari sebelumnya, eks Menteri Pertanian Bungaran Saragih angkat bicara mengenai anjloknya harga gabah petani yang belum sebanding dengan penurunan harga beras di pasaran. Padahal, beras impor 500 ribu ton dari negara tetangga belum masuk.

“Kan (problem harga) ini dipengaruhi dua kekuatan. Pertama, kekuatan pengaruh impor beras yang sudah mau dan akan masuk. Kedua, pengaruh daripada panen raya. Jadi kala panen naik dan impor masuk, harga beras dan padi (gabah) turun. Jadi ini soal timing saja,” kata Bungaran, kemarin.

Namun yang menjadi problem, kata dia, yang dijual petani ini kebanyakan adalah gabah, bukan beras. Sehingga ketika terjadi panen raya dimana produksi meningkat, sementara impor belum sepenuhnya masuk, menjadi dalih pedagang atau perusahaan penggilingan padi belum mau buru-buru beli gabah petani dan tetap mempertahankan stoknya yang masih ada. Apalagi gabah ini termasuk komoditas pertanian yang bisa bertahan cukup lama.

“Namanya pedagang kan pasti hitung untung rugi. Makanya kita jangan andalkan pedagang tapi pemerintah pemerintah masuk ke dalamnya. Bulog ini walau sendirian dengan stok di bawah 10 persen saja sebenarnya sudah bisa berpengaruh ke harga,” katanya.

Cara pedagang yang menunggu timing ini pula, yang menurutnya, menjadi penyebab gabah anjlok sementara disisi lain harga beras penurunannya tidak terlalu signifikan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI